Terungkap! Kronologi Tragedi di Udara Tokyo: Ini Pengakuan Sang Pilot Sesaat Sebelum Tabrakan

Terungkap! Kronologi Tragedi di Udara Tokyo: Ini Pengakuan Sang Pilot Sesaat Sebelum Tabrakan

Terungkap! Kronologi Tragedi di Udara Tokyo: Ini Pengakuan Sang Pilot Sesaat Sebelum Tabrakan -- instagram.com/@Pahi.id


Terungkap! Kronologi Tragedi di Udara Tokyo: Ini Pengakuan Sang Pilot Sesaat Sebelum Tabrakan -- instagram.com/@Pahi.id

Meskipun terdapat delapan pintu darurat, evakuasi dimulai dari dua perosotan depan. Bahkan, anggota kru harus membuka pintu keluar ketiga di belakang karena kerusakan pada sistem interkom yang membuat mereka tidak dapat meminta bantuan kepada kokpit.

BACA JUGA:Terjawab! 6 Rahasia Teknologi Paling Canggih yang Bakal Mengubah Hidupmu, Revolution2024!

Evakuasi keseluruhan memakan waktu 18 menit, dan pilot menjadi orang terakhir yang menginjakkan kaki di landasan pada pukul 18:05.

Sayangnya, kecelakaan ini menelan korban jiwa. Meskipun hanya dua penumpang yang mengalami luka fisik, yaitu memar atau anggota tubuh terkilir, duka mendalam dirasakan oleh keluarga dan kerabat lima kru pesawat penjaga pantai yang tewas dalam insiden ini.

Proses penyelidikan kecelakaan sedang berlangsung oleh tim penyelidik dari Jepang, Perancis, Inggris, dan Kanada. Puing-puing kedua pesawat yang hangus terbakar masih berhamburan di salah satu landasan pacu Haneda.

Perekam penerbangan dan suara dari pesawat penjaga pantai serta perekam penerbangan dari pesawat penumpang telah ditemukan, namun perekam suara dari pesawat penumpang belum ditemukan.

BACA JUGA:Kemegahan Pagoda Nusantara di Sungailiat Bangka Berpadu Panorama Indah Nan Ciamik

Kementerian Perhubungan merilis transkrip komunikasi pengendali penerbangan, yang menunjukkan persetujuan untuk pendaratan penerbangan JAL.

Namun, transkrip juga mengungkapkan bahwa pesawat penjaga pantai diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat di dekat landasan pacu.

Hal ini menambah kompleksitas penyelidikan dan meninggalkan pertanyaan serius tentang koordinasi antara pesawat penumpang dan pesawat penjaga pantai.

Perkiraan kerugian yang signifikan ditanggung oleh Japan Airlines, mencapai sekitar 15 miliar yen untuk pesawat yang hancur.

BACA JUGA:Dilaporkan Rekan Bisnis Perkara Dugaan Penipuan, Ini Tanggapan Bacalon Walikota Palembang Charma Afrianto

Meskipun akan ditanggung oleh asuransi, perusahaan sedang menghitung kerugian terhadap pendapatan perusahaan. Tragedi ini menciptakan dampak besar tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi industri penerbangan Jepang, yang belum pernah mengalami kecelakaan udara komersial serius selama beberapa dekade.

Sebagai catatan, Jepang terakhir kali mengalami kecelakaan udara komersial yang serius pada tahun 1985, ketika sebuah jet jumbo JAL jatuh, menewaskan 520 penumpang dan awaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber