Tragedi Tewasnya Ratusan Jurnalis Selama Meliput Konflik Israel-Hamas

Tragedi Tewasnya Ratusan Jurnalis Selama Meliput Konflik Israel-Hamas

Tragedi Tewasnya Ratusan Jurnalis Selama Meliput Konflik Israel-Hamas--instagram.com/@aljazeeraenglish

Ancaman tersebut menyinggung kemungkinan menjadi sasaran rudal Israel. Tragedi ini memberikan gambaran pahit akan risiko dan tantangan yang dihadapi oleh para jurnalis yang berusaha memberikan liputan selama konflik berkecamuk.

BACA JUGA:Kilang Pertamina Plaju Tetap Beroperasi Selama Libur Natal dan Tahun Baru

Jumlah tersebut, yang diumumkan oleh kantor media pemerintah Gaza, menunjukkan bahwa risiko bagi para jurnalis di zona konflik semakin meningkat.

Pihak berwenang Palestina di Gaza bahkan mengungkapkan kekhawatiran bahwa jumlah jurnalis yang tewas mungkin lebih tinggi daripada yang tercatat secara resmi.

Komite Perlindungan Jurnalis mencatat angka yang sedikit lebih rendah, yakni setidaknya 69 jurnalis yang tewas selama konflik tersebut, termasuk Samer Abudaqa, juru kamera Al Jazeera Arab.

Selain risiko fisik, sejumlah jurnalis Palestina juga melaporkan menerima ancaman melalui telepon, yang diklaim berasal dari individu terkait militer Israel.

BACA JUGA:Polres Banyuasin Siapkan 168 Personel Atasi Peningkatan Volume Kendaraan pada Libur Natal dan Tahun Baru

Ancaman tersebut mengisyaratkan kemungkinan menjadi sasaran rudal Israel, menambah ketegangan dan ketidakpastian yang melanda komunitas jurnalis di tengah konflik berskala besar ini.

Tragedi ini memberikan gambaran pahit akan tantangan dan risiko yang tak terelakkan bagi para jurnalis yang berjuang untuk menyampaikan informasi dan memotret kebenaran di tengah konflik bersenjata yang melibatkan kepentingan besar di level internasional.

Gaza telah menjadi panggung kematian bagi jurnalis, terutama selama 10 pekan awal perang Israel-Gaza. Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) berbasis di Amerika Serikat, Gaza kini menjadi tempat di mana jumlah kematian jurnalis terbanyak dalam satu tahun terjadi di satu lokasi.

Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 68 jurnalis menjadi korban tewas akibat agresi militer Israel di Gaza.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Hadiri Open House Natal Kapolda Sumsel, Minta Masyarakat Jaga Keamanan Bersama

Data yang disajikan CPJ menunjukkan bahwa dari angka tersebut, 61 di antaranya adalah warga Palestina, merepresentasikan suara-suara yang mencoba memberitakan konflik dari sudut pandang lokal.

Sementara itu, empat jurnalis Israel dan tiga jurnalis Lebanon, termasuk Issam Abdallah, seorang jurnalis visual dari kantor berita Reuters, juga tercatat sebagai korban dalam rentang waktu perang yang melibatkan tanggal 7 Oktober hingga 20 Desember.

Koordinator Program Timur Tengah dan Afrika Utara CPJ, Sherif Mansour, menggambarkan bahwa perang Israel-Gaza menciptakan situasi paling berbahaya bagi jurnalis yang pernah tercatat oleh lembaga tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber