Mengungkap Misteri Aksara Ulu Sumsel, Menelusuri Jejak Budaya dan Sejarah Sumatera Selatan

Mengungkap Misteri Aksara Ulu Sumsel, Menelusuri Jejak Budaya dan Sejarah Sumatera Selatan

Mengungkap misteri Aksara Ulu Sumsel, menelusuri jejak budaya dan sejarah Sumatera Selatan.--instagram.com/@aksara_ulu_sumsel

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pulau Sumatera sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia, menyimpan banyak kekayaan budaya dan sejarah yang belum sepenuhnya terungkap.

Salah satu aspek yang menarik untuk dijelajahi adalah Aksara Ulu, juga dikenal sebagai Aksara Rencong atau Aksara Kaganga.

Dalam eksplorasi yang mendalam terhadap sistem tulisan ini, kita dapat menemukan esensi dari rumpun aksara Brahmi yang berkembang di wilayah Pulau Sumatera bagian selatan.

Drs A Rapanie Igama MSi, seorang Pustawakawan dan Budayawan asal Sumatera Selatan, telah menjadi salah satu tokoh kunci dalam penelitian Aksara Ulu atau Aksara Kaganga sejak tahun 90-an.

BACA JUGA:Tidak Perlu Membentak Agar Anak Patuh, Ini Kiat Mendidik Anak Sesuai dengan Ajaran Islam

Menurutnya, Aksara Ulu ini banyak ditemukan di kulit kayu, bambu, dan naskah kuno. Diperkirakan bahwa Aksara Ulu muncul pada abad ke-15 setelah runtuhnya Kedatuan Sriwijaya.

Rapanie Igama dengan tekun menggali naskah-naskah Ulu dengan Aksara Kaganga di Sumatera Selatan, menyadari bahwa proses ini bukanlah jalan yang mudah.

Namun, dengan kesabaran dan ketekunan, Rapanie Igama berhasil memahami isi dari naskah-naskah tersebut.

Aksara Kaganga sering kali ditemukan dalam keadaan yang tidak utuh, sulit untuk mengetahui secara lengkap isinya.

BACA JUGA:‘Kupek Mandi Kayakh’ Tradisi Bayi Turun Mandi Masyarakat Suku Ogan yang Mulai Langka


Pendiri dan Ketua Perkumpulan Aksara Ulu Sumsel Nuzulur Ramadhona hadir bersama Peneliti Aksara Ulu Drs A Rapanie Igama MSi, menencerahkan pemirsa PALTV mengenai budaya tulis Aksara Ulu atau Aksara Kanganga masyarakat Sumatera Selatan, Sabtu (16/12/2023).-Juliadi Azwan-PALTV

Naskah-naskah Ulu yang merupakan warisan dari masyarakat bagian hulu Sungai Musi, tersebar di dalam dan di luar negeri.

Seiring berjalannya waktu, semakin sedikit orang di Sumatera Selatan yang menguasai Aksara Ulu atau Aksara Kaganga.

Nuzulur Ramadhona, Pendiri dan Ketua Perkumpulan Aksara Ulu Sumsel, menyoroti keadaan ini. Sebagai generasi milenial yang tertarik untuk memahami dan menguasai Aksara Ulu, ia merasa bahwa penting bagi generasi muda untuk belajar dan melestarikan warisan budaya ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv