Strategi Baru Hamas: Transformasi Jalur Gaza Menjadi Ancaman Dan Mimpi Buruk Bagi Israel

Strategi Baru Hamas: Transformasi Jalur Gaza Menjadi Ancaman Dan Mimpi Buruk Bagi Israel

Strategi Baru Hamas: Transformasi Jalur Gaza Menjadi Ancaman Dan Mimpi Buruk Bagi Israel--instagram.com/@idf

PALEMBANG, PALTV.CO.ID,- Pasukan Hamas kembali menunjukkan taktik terbarunya dalam melawan pasukan Israel di Jalur Gaza. Transfromasi taktik yang digunakan Hamas di Jalur Gaza ini merupakan mimpi buruk bagi Isralel.

Menciptakan tantangan serius bagi pihak Israel. Strategi baru gerilya Hamas diakui efektif dalam menghadapi pasukan militer Israel, seperti yang disampaikan dalam laporan Aljazeera.

Menariknya, angka korban tewas militer Israel di jalur Gaza kini sudah dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan serangan darat pada tahun 2014.

Peningkatan angka kematian ini mencerminkan tingkat efektivitas taktik gerilya yang semakin mengerikan, didukung oleh persenjataan yang lebih canggih yang dimiliki Hamas.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Bertemu PM Jepang, Proyek Prioritas Ini yang Mereka Bahas!

Para pakar militer Israel menjelaskan bagaimana pasukan Hamas menggunakan persediaan senjata besar, pengetahuan mendalam tentang medan tempur, dan jaringan terowongan yang luas untuk mengubah jalan-jalan Gaza menjadi labirin mematikan bagi pasukan Israel.

Hamas diklaim memiliki berbagai persenjataan, mulai dari pesawat tak berawak yang dilengkapi granat hingga senjata anti-tank dengan peluru kembar yang sangat kuat.


Strategi Baru Hamas: Transformasi Jalur Gaza Menjadi Ancaman Dan Mimpi Buruk Bagi Israel--instagram.com/@idf

Menurut data resmi Israel, sejak dimulainya kampanye darat pada akhir Oktober, sekitar 110 tentara Israel tewas ketika tank dan infanteri memasuki kota-kota dan kamp pengungsian.

Angka ini jauh melampaui korban pada konflik 2014 yang melibatkan serangan darat selama tiga minggu, namun dengan tujuan yang berbeda.

BACA JUGA:Mendekati Natal dan Tahun Baru, Taman Wisata Alam Punti Kayu Gelar Event Bertajuk Cosplay

Yaacov Amidror, seorang mayor jenderal Israel yang sudah pensiun dan mantan penasihat keamanan nasional, menyatakan, "Tidak ada yang bisa membandingkan cakupan perang ini dengan tahun 2014."

Dia menekankan bahwa tentara Israel belum menemukan solusi yang efektif untuk menghadapi jaringan terowongan yang semakin berkembang dalam satu dekade terakhir.

Serangan Israel dimulai sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber