Bahaya Namimah, Dosa Besar yang Dibenci oleh Allah SWT
Namimah dapat disampaikan melalui ucapan, perkataan, tulisan, isyarat, atau sindiran,--Foto : freepik.com/rawpixel-com
Rasulullah SAW sendiri menyatakan bahwa pelaku namimah akan mendapatkan siksa kubur yang sangat pedih.
BACA JUGA:Ini Golongan Manusia yang Ditakuti Setan dan Iblis, Seperti Apakah Mereka? Ini Penjelasanya !
Meski demikian, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka melakukan perbuatan namimah atau adu domba ini.
Rasulullah SAW juga menyatakan bahwa orang yang berbuat namimah tidak akan masuk surga. Dalam Islam, namimah dianggap sebagai dosa besar dan diancam dengan hukuman keras, baik di dunia maupun di akhirat.
Hal ini menunjukkan seriusnya tindakan ini dalam pandangan agama Islam. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang berasal dari Hudzaifah bin Al-Yaman, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (HR Bukhari)
BACA JUGA:Ini Golongan Manusia yang Ditakuti Setan dan Iblis, Seperti Apakah Mereka? Ini Penjelasanya !
Pelaku namimah atau adu domba bisa menyebabkan orang tersebut mendapat siksaan di akhirat. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar suara dua orang yang sedang diazab di kubur karena namimah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Mereka berdua disiksa. Mereka menganggap bahwa perbuatan itu bukan perkara besar, namun sesungguhnya itu perkara besar. Orang yang pertama disiksa karena tidak menutupi diri ketika kencing. Sementara itu orang yang kedua disiksa karena suka mengadu domba (namimah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Cara mencegah namimah ialah dengan cara meninggalkan pemicunya seperti hasad(dengki) dan dendam, serta menyadari akibat buruk dari namimah di dunia dan akhirat.
BACA JUGA:Beberapa Hewan Ini Boleh Dibunuh Bahkan Disunahkan dalam Islam, Ternyata ini Alasannya
Adapun sikap yang harus dilakukan seorang muslim mengenai tindakan yang dapat dilakukan ketika berhadapan dengan pelaku namimah, antara lain tidak membenarkan atau menyetujui penyampaian namimah, mencegah dan melarangnya, tidak memiliki asumsi buruk terhadap orang lain, tidak menyelidiki kebenaran penyampaian namimah, tidak menyampaikan atau menyebarkan ucapan namimah, dan menjadikan namimah sebagai musuh.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber