Pabrikan Mobil Listrik Dunia Enggan Investasi di Indonesia, Apa Sebabnya?

Pabrikan Mobil Listrik Dunia Enggan Investasi di Indonesia, Apa Sebabnya?

Pabrikan Mobil Listrik Dunia Enggan Investasi di Indonesia, Apa Sebabnya?--freepik.com/@chandlervid85

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Indonesia, sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, kini menjadi pusat perhatian dalam industri kendaraan listrik.

Meskipun potensi besar terbuka, pabrikan kendaraan  listrik cenderung berhati-hati untuk menanamkan modalnya di negeri kepulauan ini, dengan kekhawatiran terkait eksploitasi nikel yang dapat menimbulkan dampak lingkungan.

Meski Presiden Joko Widodo telah mengambil langkah tegas dengan melarang ekspor biji nikel, tantangan alam dan keberlanjutan lingkungan masih menjadi hambatan.

Nikel, sebagai komponen utama baterai kendaraan listrik, dianggap kunci untuk meningkatkan jangkauan dan daya tahan baterai.

BACA JUGA:Review Belkin BoostCharge Pro Power Bank and Wall Charger: Kenyamanan di Perjalanan

Dengan cadangan nikel mencapai 21 juta metrik ton pada tahun 2022, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam pasar otomotif global.

Presiden Jokowi optimis bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia akan membawa negara ini ke panggung utama industri kendaraan listrik.

Namun, sejumlah pabrikan mobil listrik enggan berinvestasi di Indonesia, dengan alasan utama terkait faktor alam.

Jon Emont, wartawan Wall Street Journal, menyoroti kekhawatiran bahwa pulau-pulau di Indonesia Timur yang kaya akan nikel masih sangat alami, dikelilingi oleh terumbu karang.

BACA JUGA:OPD Pemkab Ogan Ilir yang Angkat Tenaga Honorer Bakal Kena Sanksi

Potensi kebocoran nikel ke terumbu karang menjadi ancaman serius, memicu ketidaknyamanan di kalangan produsen mobil.

Dalam konteks ini, keberlanjutan lingkungan menjadi isu sentral dalam keputusan pembuatan pabrik di Indonesia.

Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa tanggung jawab mereka tidak hanya mencakup aspek bisnis, tetapi juga mencakup citra perusahaan di mata konsumen dan masyarakat.

Pertanyaan mendasar muncul: sejauh mana jaminan pemerintah Indonesia dapat meredakan kekhawatiran perusahaan global seperti Tesla, yang sangat memperhatikan isu lingkungan?.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber