Mengarungi Gua Jomblang yang Menantang di Yogyakarta

Mengarungi  Gua Jomblang  yang Menantang di Yogyakarta

Mengarungi Gua Jomblang yang Menantang di Yogyakarta--Gambar : Instagram/tentangjogjaid

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Gua Jomblang, sebuah destinasi wisata Gua yang begitu menantang, telah menjadi magnet bagi para pencinta petualangan di Yogyakarta. Keunikan Gua ini terletak pada karakter vertical caving-nya, di mana pengunjung diundang untuk mengeksplorasi keindahan Gua dengan turun secara vertikal.

Gua ini terbentuk akibat runtuhnya tanah dan vegetasi, menciptakan sinkhole atau sumuran dengan mulut gua setinggi sekitar 50 meter. Inilah cikal bakal terciptanya Gua Jomblang, sebuah tempat yang kini dijadikan sebagai konservasi tumbuhan purba di dasar gua.

Tersembunyi di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, perjalanan menuju Gua Jomblang bukanlah hal yang mudah.

Dengan jarak sekitar 49 km dari Yogyakarta, perjalanan ditempuh selama 1,5 hingga 2 jam. Namun, setibanya di sana, pengunjung akan dihadapkan pada keindahan alam yang memesona.

BACA JUGA:Tanpa Visa China! Ini 3 Kota Besar Menakjubkan dengan Banyak Destinasi Menarik

Berbeda dengan gua-gua lainnya, Gua Jomblang membutuhkan persiapan khusus dan keahlian dalam vertical caving. Pengelola gua telah menyiapkan peralatan khusus, seperti Single Rope Technique (SRT) dan perlengkapan keamanan, bersama dengan pemandu yang ahli untuk memastikan pengunjung dapat menikmati petualangan ini dengan aman.

Aktivitas vertical caving di Gua Jomblang tidak hanya sekadar petualangan biasa; ini adalah ujian adrenalin yang sesungguhnya. Ada empat jalur yang dapat dijelajahi pengunjung, masing-masing dengan kedalaman yang berbeda.

Bagi pemula, jalur 15 meter mungkin menjadi pilihan yang sesuai, sementara para ahli dapat memilih jalur hingga 80 meter ke kedalaman gua. Meskipun medannya terjal, jalur 15 meter dapat diakses dengan berjalan kaki.

Setelah mencapai dasar gua, pengunjung akan disambut oleh keindahan di sekitar mulut Gua Jomblang. Vegetasi tumbuhan purba yang cantik dan rimbun dapat ditemukan di sekitar area pendaratan, sementara lorong gua dihiasi dengan stalaktit dan stalagmit yang memukau. Sungai yang mengalir dengan deras di dalam gua menambah kesan mistis tempat ini.

BACA JUGA:Jelang Akhir Tahun, Dispar Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan

Perjalanan selanjutnya membawa pengunjung sejauh 300 meter hingga mencapai Luweng Grubug. Di sinilah, pengunjung dapat menyaksikan fenomena "cahaya surga" yang kerap diabadikan dalam media sosial.

Cahaya matahari yang masuk melalui mulut gua menyinari flowstone, menciptakan kontrast dramatis antara terangnya cahaya matahari dan kegelapan gua yang menyelimuti. Waktu terbaik untuk menyaksikan "cahaya surga" adalah antara pukul 10.00 hingga 12.00, asalkan cuaca cerah.

Meskipun tiket masuknya gratis bagi mereka yang membawa peralatan caving sendiri dengan izin dari pengelola atau Kepala Dukuh setempat, pengunjung yang tidak membawa peralatan dapat menyewanya dari pengelola dengan harga berkisar Rp450.000 hingga Rp1.000.000.

Harga ini mencakup paket lengkap vertical caving, termasuk peralatan, pemandu, dan makan siang. Penting untuk dicatat bahwa harga tersebut berlaku per orang. Untuk biaya parkir, dikenakan tarif Rp3.000 untuk kendaraan motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber