BRIN Menggairahkan UMKM dengan Inovasi Teknologi Termal: Peningkatan Kualitas Produk dan Daya Saing Global

BRIN Menggairahkan UMKM dengan Inovasi Teknologi Termal: Peningkatan Kualitas Produk dan Daya Saing Global

BRIN Mewujudkan Inovasi Teknologi Termal untuk UMKM--Foto : brin.go.id

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memperkenalkan Inovasi terbaru berbasis proses termal.

Melalui alih teknologi ke UMKM, BRIN bertujuan memperkuat sektor ini dengan memperkenalkan prinsip termal dalam pengolahan produk pangan.

Webinar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi Tepat Guna Berbasis Proses Termal untuk UMKM yang digelar pada Selasa (21/11) lalu menghadirkan pemikiran terkini dari Kepala Pusat Teknologi Tepat Guna, Achmat Sarifudin, bersama dengan para ahli seperti Bambang Nurhadi dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian - Universitas Padjadjaran, dan Eko Hari Purnomo dari Fakultas Teknologi Pertanian, IPB - Bogor.

Sarifudin menjelaskan bahwa saat ini banyak UMKM yang menerapkan prinsip termal dalam berbagai konteks, terutama dalam pengawetan masa simpan produk pangan. Berbagai teknologi termal seperti pasteurisasi, sterilisasi, dan pengeringan telah menjadi bagian dari proses produksi UMKM.

BACA JUGA:Merekam Tanpa Ketahuan! Ada Kacamata Pengintai Dengan Kemampuan Rekam Video Full HD

Untuk mendukung ini, BRIN telah berhasil mengembangkan berbagai teknologi, termasuk roaster dengan prinsip termal pada proses penyangraian, hot roaster, drum roaster, dan spray-dryer dengan skala industri yang dapat diadopsi oleh UMKM.

Bambang Nurhadi menambahkan bahwa proses termal adalah suatu metode pengawetan produk dengan menggunakan panas.

Metode ini telah lama digunakan dalam pengawetan produk pangan, walaupun sekarang ada berbagai teknik lain seperti high pressure dan irradiation.

Ada dua jenis proses termal utama, yaitu pasteurisasi dan sterilisasi, yang memiliki tujuan masing-masing.

BACA JUGA:8 Aplikasi Canggih Yang Bisa Dipakai Di Smartphone Yang Belum Banyak Orang Tahu.

Lebih lanjut, Nurhadi menjelaskan bahwa UMKM dapat melakukan proses sterilisasi dengan biaya yang lebih rendah jika bekerja sama dengan perusahaan yang telah memiliki izin edar dan mau menerima layanan sterilisasi.

Namun, jika UMKM ingin melakukannya sendiri, dibutuhkan peralatan sterilisasi yang sesuai dan pendampingan yang intensif. Selain itu, manajemen yang baik juga diperlukan untuk memastikan proses sterilisasi berjalan lancar.

Eko Hari Purnomo menyoroti pentingnya pemahaman tentang kerusakan pangan dalam konteks UMKM. Semua produk pangan rentan mengalami kerusakan selama penyimpanan, dan pemahaman tentang tanda-tanda kerusakan.

Seperti aroma yang menyimpang, lendir, gas, perubahan warna, tekstur, dan pertumbuhan jamur sangat penting. Faktor-faktor seperti fisik, kimia, mikroba, dan lainnya dapat menyebabkan kerusakan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: brin.go.id