Marjin Bunga Bersih di Sektor Perbankan Terus Meningkat, Apakah Ada Peluang Penurunan?
Marjin Bunga Bersih di Sektor Perbankan Terus Meningkat, Apakah Ada Peluang Penurunan?--freepik.com
PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM), di sektor perbankan dalam negeri telah menjadi perhatian karena dianggap cukup tinggi. Meskipun demikian, NIM perbankan tidak mengalami perubahan yang signifikan bahkan semakin meningkat.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pada bulan September 2023, Marjin Bunga Bersih atau NIM perbankan berada pada tingkat 4,85%. Angka ini mengalami kenaikan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berada pada tingkat 4,77%.
Posisi tersebut juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya yang berada pada tingkat 4,71%. Namun, Margin Bunga Bersih (NIM) pada bulan September 2023 mengalami penurunan tipis dari bulan sebelumnya yang berada pada tingkat 4,87%.
Secara mendasar, OJK tengah mempersiapkan aturan mengenai transparansi suku bunga dengan harapan dapat mengendalikan NIM perbankan. Namun sayangnya, rancangan aturan yang telah diamanatkan oleh UU P2SK masih belum diterbitkan.
BACA JUGA:Gapki Prediksi Harga Minyak Sawit Kemungkinan Besar Menguat pada Tahun 2024
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK tengah melakukan penyempurnaan aturan dan saat ini masih dalam tahap pembuatan aturan. OJK dalam hal ini masih meminta pendapat dari berbagai pihak terkait.
"Dalam waktu dekat, OJK akan berkonsultasi dengan DPR," kata Dian.
Dian menjelaskan prinsip-prinsip yang akan diatur dalam regulasi transparansi suku bunga, termasuk komponen dasar pembentuk suku bunga dan aspek transparansi kepada masyarakat mengenai suku bunga dasar kredit.
Di sisi lain, Dian juga berharap bahwa bank-bank dapat mengendalikan NIM-nya dengan mendorong digitalisasi. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan layanan mereka agar suku bunga kredit menjadi lebih kompetitif melalui mekanisme pasar.
Salah satu bank yang mencatat kenaikan NIM hingga September 2023 adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Bank ini mencatat NIM berada pada tingkat 5,5% dari posisi yang sama tahun sebelumnya yang berada pada tingkat 5,1%.
Hera F. Haryn selaku EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, , mengungkapkan bahwa angka tersebut telah mulai mengalami penurunan tipis sejak paruh pertama tahun ini. Hal ini sejalan dengan kenaikan sedikit biaya dana pada kuartal ketiga tahun 2023.
Hera menyatakan bahwa NIM BCA saat ini sejalan dengan peningkatan volume kredit yang telah disalurkan selama periode tersebut.
"Komposisi aktiva produktif BCA telah beralih ke portofolio kredit yang memberikan imbal hasil lebih tinggi," kata Hera.
BACA JUGA:Perbankan Semakin Giat dalam Penyaluran Kredit Hijau, Siapa yang Terbesar?
Ia juga menekankan bahwa NIM hanyalah salah satu komponen dari profitabilitas, sementara masih ada komponen lain seperti pendapatan non-bunga, biaya operasional, dan biaya provisi kredit yang perlu diperhatikan secara keseluruhan.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mencatat penurunan NIM selama periode tersebut. NIM bank yang berfokus pada segmen UMKM ini berada pada tingkat 8,05% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang berada pada tingkat 8,21%.
Namun, pencapaian NIM BRI masih di atas kisaran target yang telah ditetapkan hingga akhir tahun. Bank ini menargetkan NIM hingga akhir tahun berada pada kisaran 7,7% hingga 7,9%.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber