Dr Kathryn Mannix dan Kisah Misterius Tubuh Manusia di Detik-detik Terakhir Kehidupan

Dr Kathryn Mannix dan Kisah Misterius Tubuh Manusia di Detik-detik Terakhir Kehidupan

Ilustrasi kisah misterius tubuh manusia di detik-detik terakhir kehidupan.--freepik.com/@freepik

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Doktor Kathryn Mannix, seorang pakar dalam perawatan paliatif yang telah mendedikasikan hidupnya selama lebih dari tiga dekade untuk membantu ribuan pasien mendekati akhir hidup mereka, membuka tabir tentang apa yang sesungguhnya terjadi saat seseorang memasuki pintu terakhirnya.

Dalam percakapannya dengan BBC Women's Hour pada hari Jum’at, 27 Oktober 2023, Dr. Kathryn memperinci fase yang sering kali menimbulkan kebingungan bagi banyak orang.

Menurut Dr. Kathryn, pengalaman terakhir sebelum kematian sebenarnya bukanlah momen yang menakutkan, melainkan lebih merupakan keadaan ketidaktahuan.

"Yang pertama terlihat adalah tubuh mulai kehilangan tenaga, seperti saat daya baterai ponsel tua yang tak mampu terisi kembali," ungkapnya.

BACA JUGA:Penyakit Ain Dapat Dihindari atau Disembuhkan dengan Cara Ini

Penting untuk dipahami bahwa menjelang ajal, keinginan untuk makan atau minum bisa merosot tajam, meski ini bukan penyebab langsung dari kematian itu sendiri.

"Mereka tidak makan karena tubuh mereka sedang mengalami fase akhir," tambahnya.

Saat waktu berjalan, individu yang menghadapi fase terakhir hidupnya membutuhkan istirahat lebih banyak untuk memberi energi pada pikiran dan aktivitas terakhir yang mereka lakukan.

Hal ini membawa mereka ke dalam tidur yang sangat dalam hingga tak sadarkan diri, di mana mereka tidak lagi membedakan antara kesadaran dan ketidaksadaran.

BACA JUGA:Ringkasan Bab 1 Buku Rich Dad Poor Dad, Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang


Dr. Kathryn Mannix, seorang pakar dalam perawatan paliatif.--instagram.com/@drkathrynmannix

Dr. Kathryn juga membicarakan tentang apa yang sering disebut sebagai 'death rattle' yang terdengar mengganggu.

Ia menjelaskan bahwa ini sebenarnya adalah pola pernapasan otak yang bergerak antara napas yang dalam menuju yang lebih dangkal.

Menurutnya, saat seseorang terlihat bernapas cepat namun dangkal, itu bukanlah tanda bahwa orang tersebut kesulitan bernapas atau merasa tidak nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: metro.co.uk