Produk 5G Gagal! Nokia PHK 14.000 Karyawan, Divisi Jaringan seluler, Cloud, dan Layanan Jaringan Terdampak.

Produk 5G Gagal! Nokia PHK 14.000 Karyawan, Divisi  Jaringan seluler, Cloud, dan Layanan Jaringan Terdampak.

Produk 5G Gagal! Nokia PHK 14.000 Karyawan, Divisi Jaringan seluler, Cloud, dan Layanan Jaringan Terdampak. --Foto : sarvikas/ig

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Perusahaan produsen ponsel Nokia berencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah besar karyawannya, dengan perkiraan antara 9.000 hingga 14.000 orang, yang setara dengan sekitar 16% dari total karyawan perusahaan.

Rencana PHK ini dipicu oleh penurunan yang signifikan dalam penjualan peralatan 5G yang menjadi produk utama Nokia.

PHK akan berdampak paling besar pada sektor-sektor perusahaan seperti jaringan seluler, cloud, dan layanan jaringan.

Pernyataan ini dikutip dari laporan Business Insider, yang mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh Nokia dalam menghadapi penurunan permintaan di pasar peralatan 5G, yang menjadi bagian integral dari bisnis mereka.

BACA JUGA:Iron Dome Teknologi Pertahanan Israel yang Melindungi dari Serangan Hamas

Pekka Lundmark, CEO Nokia, mengungkapkan bahwa penjualan perusahaan pada kuartal III tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 15% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Penurunan ini dapat diatribusikan kepada faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi ekonomi makro dan suku bunga yang tinggi.

Laporan yang dikutip dari Fast Company juga mencatat bahwa Amerika Utara, yang merupakan salah satu pasar terbesar bagi Nokia, mengalami penurunan signifikan dalam penjualan, mencapai 40%.

Oleh karena itu, Pekka Lundmark menilai bahwa restrukturisasi pengeluaran perusahaan, termasuk pemutusan hubungan kerja, merupakan langkah yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan bisnis Nokia dalam menghadapi tantangan global yang sedang dihadapi saat ini.

BACA JUGA:Ponsel Pintar! Samsung Galaxy Tab S9 Ultra Salah Satu Tablet Terbesar di Pasar

Dalam pernyataannya, Lundmark mengungkapkan, "Menyetel ulang basis biaya merupakan langkah penting untuk menyesuaikan diri dengan ketidakpastian pasar dan untuk mengamankan profitabilitas serta daya saing jangka panjang kami."

Namun, Nokia belum dapat menentukan secara pasti jumlah karyawan yang akan di-PHK, karena keputusan akhir masih akan bergantung pada hasil penjualan perusahaan.

Jika penjualan Nokia meningkat, perusahaan mungkin akan mengurangi jumlah PHK yang direncanakan, sedangkan jika penjualan tetap stagnan atau menurun, maka PHK mungkin akan semakin banyak.

Sebagai upaya untuk mengurangi pengeluaran dan memperbaiki profitabilitas, Nokia menargetkan pengurangan biaya sebesar 400 juta euro, atau sekitar Rp6,702 triliun, pada tahun 2024, dan tambahan 300 juta euro, atau sekitar Rp5,026 triliun, pada tahun-tahun berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumber : https://teknologi.bisnis.com