Harga Saham Bank-bank Besar (BBCA, BMRI, BBRI & BBNI) Kompak Turun Saat Suku Bunga BI 6%

Harga Saham Bank-bank Besar (BBCA, BMRI, BBRI & BBNI) Kompak Turun Saat Suku Bunga BI 6%

harga saham bank-bank jumbo turun setelah BI umumkan suku bunga 6%--freepik.com

PALEMBANG, PALTV.CO.ID. Harga saham bank-bank besar seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (19/10/2023), kompak turun.

Setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan ke level 6%.

Harga saham bank-bank besar seperti  BMRI turun 2,14% dalam 24 jam terakhir ke level Rp5.725 pada penutupan perdagangan Kamis (19/10/2023), berdasarkan data RTI Business. Harga saham BMRI juga anjlok 5,76% dalam sepekan.

Selanjutnya, harga saham BBCA turun 1,13% ditutup pada level Rp8.750 pada penutupan perdagangan hari ini. Harga saham BBCA turun 3,31% dalam sepekan.

BACA JUGA:5 Tanaman Menurut Feng Shui yang Membawa Rezeki

Selanjutnya, bank jumbo lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), turun 3,61% menjadi ditutup pada level Rp 4.940 pada akhir perdagangan hari ini. Harga saham BBNI juga turun 7,23% dalam satu minggu.

Suku bunga Bank Indonesia adalah tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank sentral Republik Indonesia.

Suku bunga ini merupakan tingkat suku bunga acuan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengendalikan laju inflasi, mengatur pertumbuhan ekonomi, dan menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang suku bunga Bank Indonesia

BACA JUGA:Dampak Kehadiran E-commerce TikTok, Pedagang di Shopee Live dan Lazada Terancam Pindah Ke Tiktok

Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan penurunan harga saham sebesar 2,91% dan ditutup pada level Rp 5.000 pada akhir perdagangan hari ini, turun 5,66% dalam satu minggu.

Penurunan harga saham Bank Jumbo ini terjadi setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%.

Ini merupakan kenaikan pertama setelah BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% selama delapan bulan terakhir.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pada konferensi pers hasil RDG pada hari Kamis (19 Oktober 2023) bahwa Dewan Gubernur Bank Indonesia, yang bertemu pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2023.

BACA JUGA:Bubur Ayam Ummi Izzah 'Enak Gak Pake Kuah' Sensasi Kuliner Unik yang Kelezatanya Membuat Ketagihan

Dimana memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI seven-day reverse repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa keputusan tersebut telah dipertimbangkan dengan matang dan mempertimbangkan risiko ke depan.

Dia menyatakan bahwa kenaikan suku bunga acuan merupakan langkah pre-emptive dan berwawasan ke depan, karena dimaksudkan untuk memperkuat stabilitas pasar rupiah terhadap dampak ketidakpastian global yang meningkat.

Selain itu, kebijakan ini juga dirancang untuk memitigasi dampak global terhadap imported inflation sehingga inflasi dapat dijaga di kisaran 2-4% di tahun 2023 dan 1,5-3,5% di tahun 2024.

BACA JUGA:Likuiditas Bank-Bank Besar Indonesia Diperkirakan Akan Mengetat di Akhir Tahun

Selain itu, harga saham Bank Jumbo juga dipengaruhi oleh perlambatan tren pertumbuhan kredit: berdasarkan data BI pada Agustus 2023, kredit perbankan tumbuh 9,06% secara tahunan (year-on-year), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 10,62% pada Agustus 2022.

 Seperti diketahui Saham bank sering kali anjlok saat suku bunga BI naik, hal ini dikarenakan beberapa faktor yang berpengaruh pada kinerja saham bank dalam situasi seperti : Kenaikan Biaya Peminjaman, Penurunan Permintaan Kredit, Penurunan Nilai Aset, Penurunan Nilai Saham dalam portofolio investasi,  Ketidakpastian Pasar.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sumber : berbagai sumber