3 Pengaruh Budaya Asing dalam Kartun Yang Tidak Sesuai dan Berbahaya Bagi Anak-Anak

3 Pengaruh Budaya Asing dalam Kartun Yang Tidak Sesuai dan Berbahaya Bagi Anak-Anak

3 Pengaruh Budaya Asing dalam Kartun Yang Tidak Sesuai dan Berbahaya Bagi Anak-Anak--free pik.com

BACA JUGA:PJ Gubernur Ahmad Fatoni Mengajak Masyarakat Sumsel untuk Sholat Istisqo Secara serentak pada Jum'at pagi.

Selain masalah penggambaran perempuan, budaya Barat juga seringkali memasukkan adegan berciuman antara pasangan kekasih dalam kartun mereka, seperti yang sering terlihat dalam kartun-kartun Disney.

Bagi anak-anak Indonesia, yang diajarkan untuk menjaga jarak antara jenis kelamin yang berlawanan dan tidak mengenal hubungan romantis pada usia dini, adegan-adegan semacam itu bisa sangat membingungkan.

Dalam budaya Indonesia, tindakan-tindakan romantis seperti berciuman adalah hal yang sangat pribadi dan tidak pantas untuk ditampilkan di depan umum.

Terpapar pada adegan-adegan semacam itu dalam kartun dapat mengubah persepsi anak-anak tentang apa yang dianggap benar dan salah dalam hubungan antar manusia.

BACA JUGA:Kejari Palembang Eduakasi Masyarakat Melalui Podcast, Kajati Sumsel Resmikan Podcast IWAK di Kejari Palembang

3. Adegan Kekerasan

Selanjutnya, masalah lain muncul ketika adegan-kekerasan yang disajikan dalam kartun dianggap lucu oleh anak-anak. Contohnya adalah kartun Tom dan Jerry, yang berasal dari Amerika Serikat.

Kartun ini menceritakan tentang pertengkaran antara seekor kucing dan seekor tikus yang selalu berakhir dengan tindakan kekerasan yang konyol.

Meskipun di dalam kartun ini semuanya digambarkan sebagai lelucon, ada risiko bahwa anak-anak yang menontonnya akan menganggap tindakan kekerasan tersebut sebagai sesuatu yang bisa ditiru dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:2 Pria Turunkan Bendera Israel Menggantinya dengan Bendera Palestina di Balai Kota Sheffield Berhasil Lolos

Ketika anak-anak marah atau bertengkar dengan teman sebaya, mereka mungkin merasa bahwa tindakan kekerasan adalah cara yang sah untuk menyelesaikan konflik, tanpa menyadari konsekuensi negatif yang mungkin terjadi.

Ketika anak-anak terus menerus terpapar pada konten-konten semacam itu dalam kartun, terdapat risiko besar bahwa mereka akan mengembangkan pandangan dan perilaku yang tidak sesuai dengan budaya dan nilai-nilai Indonesia.

Kartun adalah media yang sangat kuat dalam membentuk pola pikir dan moral anak-anak, terutama karena anak-anak biasanya menontonnya tanpa pengawasan yang ketat.

Budaya asing yang diperkenalkan melalui kartun dapat merusak pola pikir anak-anak Indonesia, yang seharusnya dibesarkan dalam budaya mereka sendiri yang kaya dan beragam.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber