Setelah Bu Minah tiga hari tidak pulang ke rumah, barulah anak-anaknya merasakan bahwa ibunya tidak kunjung pulang ke rumah. Mereka memutuskan untuk mencari ibunya dengan menyusuri aliran sungai. Hingga pada akhirnya mereka sampai di depan Batu Betangkup. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat rambut ibunya sudah terurai di sela-sela Batu Betangkup itu.
BACA JUGA:Tips Merawat Mesin Mobil Agar Berumur Panjang
BACA JUGA:4 Rekomendasi Hadiah untuk Orang Tersayang di Hari Kasih Sayang
Ketiga anaknya menangis dan memohon kepada batu itu untuk melepaskan ibunya karena mereka sadar bahwa mereka tidak akan bisa hidup tanpa seorang ibu. Awalnya batu itu tidak mempedulikan tangisan anak-anak yang telah durhaka kepada ibunya. Namun, ketika sang anak terus memohon dan berjanji untuk menghargai serta menghormati ibunya, akhirnya batu itu melepaskan Bu Minah untuk berkumpul bersama lagi.
Setelah kejadian itu, ketiga anak Bu Minah berubah drastis menjadi anak yang rajin, penurut, tidak pernah membantah perkataan orang tua, dan sering membantu Bu Minah mencari kayu bakar di hutan yang nantinya akan dijual ke pasar untuk membeli beras.
Adapun pesan moral yang dapat diambil dari legenda Batu Belah Batu Betangkup ini adalah memberikan pelajaran, terkhusus kepada anak-anak untuk bersikap baik serta menghormati orang tua. Cerita ini juga memberikan pengajaran yang baik kepada kalangan masyarakat untuk tidak durhaka kepada orang tua, karena sejatinya orang tua harus disayangi seperti ia menyangi kita sepanjang hayatnya.* (Nabilla Imandha, PALTV.CO.ID)