Sejarah Bank: Dari Tukar Uang di Taman Hingga Pilar Ekonomi Modern

Sabtu 14-06-2025,09:16 WIB
Reporter : M fikri ardiansyah
Editor : Hanida Syafrina

BACA JUGA:Waspada!! Curi Motor dengan Modus Menumpang, Pemuda di Palembang Dihajar Massa

BACA JUGA:Anti Lemot, Tecno Pova 7 Ultra 5G Cocok Buat Zoom Meeting?

Model pembiayaan baru pun bermunculan.

Salah satunya adalah crowdfunding yang menggunakan platform digital untuk mempertemukan pelaku usaha kecil dan investor.

Melalui aplikasi seperti Akseleran, Bizhare, atau Amartha, para pelaku UMKM bisa mengajukan pendanaan dari masyarakat secara langsung.

Ada juga kredit mikro yang memberikan pinjaman produktif skala kecil, sering kali dioperasikan oleh individu atau lembaga informal.

Dalam praktiknya, layanan ini membantu pelaku usaha mikro yang tidak memiliki akses ke bank, meskipun risikonya tidak kecil.

BACA JUGA:Adik Bos Tambang Batubara Ilegal Divonis Separuh dari Tuntutan Jaksa

BACA JUGA:Udang Selingkuh, Hidangan Eksotis dari Wamena

Seorang pelaku UMKM di Jakarta, Siti Aminah, mengatakan, “Saya pernah ditolak pinjaman karena tidak punya rekening aktif.

Tapi lewat lembaga kredit mikro, saya bisa pinjam untuk tambah modal jualan kue. Walau bunganya agak tinggi, tapi mereka percaya dan bantu saya.”

Perbankan, dalam berbagai bentuknya, memainkan peran vital dalam perekonomian.

Dari taman-taman di Italia hingga aplikasi digital masa kini, esensi dari bank tetap sama: menjembatani orang yang punya uang dengan mereka yang membutuhkannya.

Namun, seperti pisau bermata dua, sistem ini bisa jadi solusi atau bencana—tergantung bagaimana kita mengelolanya.

Kategori :