Sejarah Bank: Dari Tukar Uang di Taman Hingga Pilar Ekonomi Modern

Sabtu 14-06-2025,09:16 WIB
Reporter : M fikri ardiansyah
Editor : Hanida Syafrina

Hal ini menimbulkan persoalan serius: terlalu banyak jenis mata uang yang beredar, mulai dari rupiah, dollar, hingga lira.

Seorang pedagang kala itu bisa saja harus menangani hingga tujuh mata uang berbeda, yang berarti mereka harus menyediakan hingga 70 jenis pecahan uang agar transaksi berjalan lancar.

Situasi ini mengingatkan pada kasir di Indomaret yang harus menyediakan pecahan uang seribu hingga seratus ribu rupiah hanya untuk satu mata uang.

BACA JUGA:Adik Bos Tambang Batubara Ilegal Divonis Separuh dari Tuntutan Jaksa

BACA JUGA:Waspada!! Curi Motor dengan Modus Menumpang, Pemuda di Palembang Dihajar Massa

Kesulitan ini melahirkan sebuah profesi baru, yaitu penukar uang. Para penukar ini biasa duduk di kursi taman, yang dalam bahasa Italia disebut banco.

Dari sinilah istilah “bank” berasal.

Fungsi bank kemudian berkembang. Tak hanya sebagai tempat penukaran uang, tapi juga memberikan rasa aman bagi pedagang.

Di masa lalu, perjalanan perdagangan penuh bahaya. Jika lewat laut, ancaman bajak laut mengintai. Jika lewat darat, bandit bisa menyergap. Belum lagi risiko pemalsuan uang dan krisis likuiditas.

Melihat peluang tersebut, bank mulai menjajaki berbagai layanan finansial, dari penitipan uang hingga memberikan pinjaman.

BACA JUGA:Anti Lemot, Tecno Pova 7 Ultra 5G Cocok Buat Zoom Meeting?

BACA JUGA:Dari Jaringan ke Model Bisnis, AI Sedang Mengubah Wajah Telekomunikasi

Seiring waktu, jaringan perbankan menyebar ke seluruh Eropa dan menjadi bagian penting dalam roda ekonomi, termasuk bagi raja-raja dan institusi keagamaan.

Di era modern, bank bertransformasi menjadi institusi pengelola risiko. Secara sederhana, masyarakat menyimpan uang di bank dan menerima bunga.


Asal-usul perbankan dipercaya bermula di Italia pada abad ke-11,--ghat GPT AI

Bank kemudian meminjamkan uang tersebut kepada pihak lain dengan bunga yang lebih tinggi.

Kategori :