PALTV.CO.ID,- 1. Malaysia Bisa Murah, Kok Bisa?. Kalau ngomongin harga bensin, banyak yang heran kenapa di Malaysia lebih murah dibanding Indonesia. Padahal Malaysia lebih maju, UMR lebih tinggi, tapi bensinnya lebih terjangkau. Lebih aneh lagi, kualitas bensin mereka lebih bagus!
Jawabannya ada di cara mereka mengelola minyak. Malaysia punya Petronas perusahaan minyak nasional yang efisien dan selalu untung. Keuntungan ini nggak cuma masuk ke kas negara, tapi juga dipakai buat subsidi BBM. Jadi harga bensin di Malaysia tetap rendah dan stabil.
Di sisi lain, Indonesia punya Pertamina, tapi sistem keuangannya berbeda.
Keuntungan dari sektor minyak lebih banyak dialokasikan ke pembangunan infrastruktur dan bayar utang negara. Subsidi BBM pun sudah dikurangi bertahap, sehingga harga BBM jadi lebih mahal.
BACA JUGA:Apple Rilis iOS 18.4 Lebih Cepat, Fitur Baru Ini Wajib Kamu Coba!
BACA JUGA:Mobil Kena Banjir, Apakah Pasti Akan Rusak?
2. Pajak dan Biaya Produksi yang Mencekik
Selain subsidi, perbedaan besar lainnya ada di pajak. Di Malaysia, pajak BBM lebih ringan karena sudah disubsidi langsung.
Sementara di Indonesia, harga BBM dikenakan berbagai pajak, seperti PPN, PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor), dan cukai. Pajak berlapis-lapis ini bikin harga jual BBM makin tinggi.
Kilang minyak juga berperan penting. Malaysia punya kilang minyak modern dengan teknologi terbaru, sementara Indonesia masih mengandalkan kilang lama yang dibangun sejak 1970-an.
BACA JUGA:BRI Peduli Salurkan Bantuan Sembako Hingga Renovasi Pura pada Momentum Hari Raya Nyepi
BACA JUGA:BRI Grow & Green: Transplantasi Terumbu Karang, Selamatkan Ekosistem Laut NTB!
Kilang tua ini kurang efisien, konsumsi energi lebih tinggi, dan tingkat konversi minyak mentahnya rendah. Akibatnya, biaya produksi lebih mahal, yang akhirnya berdampak pada harga jual BBM.
3. Populasi dan Konsumsi BBM yang Jomplang
Faktor lain yang sering terlupakan adalah jumlah penduduk. Indonesia punya 270 juta jiwa, jauh lebih banyak dibanding Malaysia yang hanya 35 juta jiwa. Jumlah kendaraan di Indonesia juga lebih banyak, mencapai 150 juta unit, sementara di Malaysia hanya sekitar 30 juta unit.