Namun, saat bertemu di Brassery Demang Lebar Daun, Sri Meilina merasa tidak dihormati oleh Lutfi dan dua temannya. Bahkan, ia merasakan bahwa perkataannya dipandang sebelah mata dan ditanggapi dengan sikap yang merendahkan.
“Saya juga kaget karena yang saya kenal Datuk ini dari kecil ikut saya dan masih ada hubungan keluarga dengan saya, tiba-tiba emosi dan memukul korban Lutfi,” jelas Sri Meilina.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak memberikan instruksi kepada Datuk, yang juga terdakwa dalam kasus ini, untuk memukul Lutfi. Sri Meilina menduga bahwa emosi Datuk memuncak karena melihat perlakuan Lutfi dan temannya yang tidak menghormati dirinya sebagai orang tua.
“Saya tidak instruksikan untuk memukul, mungkin karena melihat mereka tidak menghormati saya sebagai orang tua,” tambahnya.