PALTV.CO.ID - Perkembangan teknologi kendaraan listrik semakin pesat, salah satunya dengan hadirnya metode pengisian daya cepat atau fast charging.
Namun, masih banyak pengguna mobil listrik yang belum memahami bahwa kebiasaan menggunakan fast charging secara berlebihan dapat berdampak negatif pada baterai.
Meskipun menawarkan kepraktisan dan efisiensi waktu, metode pengisian daya ini dapat mempercepat degradasi baterai dalam jangka panjang.
Mobil listrik memiliki beberapa metode pengisian daya yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pengguna.
BACA JUGA:Permintaan EV Meroket, Ini Daftar 5 Mobil Listrik Terlaris
BACA JUGA:BPKAD Palembang: Pemangkasan Anggaran Tunggu Arahan dari Kemenkeu
Terdapat tiga jenis utama pengisian daya, yaitu home charging, fast charging, dan ultra fast charging.
Home charging biasanya dilakukan di rumah menggunakan arus bolak-balik (AC) dengan daya yang lebih kecil, sehingga pengisian baterai berlangsung lebih lama tetapi lebih aman bagi kesehatan baterai.
Perkembangan teknologi kendaraan listrik semakin pesat, --ilustrasi pribadi
Sementara itu, fast charging dan ultra fast charging menggunakan arus searah (DC) dengan daya besar untuk mengisi daya dalam waktu singkat.
Meskipun fast charging sangat membantu dalam kondisi darurat atau saat membutuhkan pengisian daya cepat, penggunaannya yang terlalu sering dapat menurunkan masa pakai baterai.
BACA JUGA:Khabar Gembira!! Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dimulai Minggu Kedua Februari di Sumsel
BACA JUGA:Saat Belanja di Pasar 16 Ilir, Motor N Max Nurlela Raib
Hal ini diungkapkan oleh Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motors, yang menjelaskan bahwa fast charging meningkatkan suhu baterai akibat tingginya arus listrik yang masuk dalam waktu singkat.
"Arus atau jumlah muatan listrik yang masuk ke baterai sangat besar, dan inilah yang menyebabkan suhu meningkat ketika kita menggunakan metode pengisian daya cepat.