2. Resep Tradisional Tanpa Bahan Kimia
Keunikan kolmbeng terletak pada kesederhanaan resepnya. Tidak seperti kue-kue modern yang menggunakan bahan tambahan seperti pengawet, pengembang, atau mentega, kolmbeng hanya dibuat dari tepung tapioka, gula pasir, dan telur bebek.
Proses tradisional ini menghasilkan tekstur yang empuk meskipun tanpa pengembang. Taburan kacang sangrai di atasnya menambah kelezatan dan aroma yang menggoda.
Selain itu, kolmbeng mampu bertahan hingga tujuh hari di suhu ruangan, meski tanpa bahan pengawet. Sungguh sebuah bukti bahwa kesederhanaan dapat menghasilkan kualitas yang luar biasa.
BACA JUGA:Kipo, Jajanan Tradisional dari Kotagede Yogyakarta
BACA JUGA:Pesona House of Raminten: ikon Kuliner di Yogyakarta Yang Layak Dikunjungi.
3. Proses Pembuatan dengan Teknik Tradisional
Kolmbeng dibuat dengan mencetak adonan ke dalam loyang khusus yang memiliki puluhan lubang kecil, biasanya sekitar 30 hingga 35 lubang. Setelah itu, adonan dipanggang hingga matang.
Dahulu, proses pemanggangan dilakukan menggunakan oven gerabah yang dipanaskan dengan kayu bakar. Metode ini memberikan cita rasa dan aroma khas yang sulit ditiru oleh oven modern.
Hingga saat ini, beberapa pembuat kolmbeng di daerah Kulon Progo masih mempertahankan cara pemanggangan tradisional ini, menjadikan kue tersebut memiliki nilai autentik yang tinggi.
BACA JUGA:Brongkos Khas Yogyakarta Perpaduan Sempurna Daging Sapi dan Kacang-Kacangan
BACA JUGA:Tembi Rumah Budaya: Menelusuri Warisan Budaya Jawa di Yogyakarta
4. Pembuat Kolmbeng yang Kian Langka
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, jumlah pembuat kolmbeng semakin menurun. Dari banyaknya pembuat kolmbeng di masa lalu, kini hanya tersisa tiga orang saja yang masih setia melestarikan tradisi ini.