Sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza Yang Dibakar Israel

Kamis 24-10-2024,08:30 WIB
Reporter : johanes
Editor : Hanida Syafrina

Tuduhan Sebagai Tempat Persembunyian Hamas

Rumah Sakit Indonesia kerap dicurigai oleh pihak Israel sebagai tempat persembunyian anggota Hamas, yang memicu serangan berulang kali terhadap fasilitas tersebut.

Meskipun tuduhan ini terus dilontarkan, pihak rumah sakit dan organisasi kemanusiaan yang terlibat, termasuk MER-C, dengan tegas membantah adanya keterlibatan Hamas di dalam rumah sakit.

BACA JUGA:Penurunan Harga Baterai EV, Revolusi Industri Otomotif Menjelang 2026

BACA JUGA:Penjelasan Snapdragon 8 Elite: Fitur-Fitur Sistem-On-a-Chip Seluler Tercepat Di Dunia

Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, mengungkapkan bahwa di dalam Rumah Sakit Indonesia, terdapat sekitar 700 orang yang mengalami luka-luka dan sedang menjalani perawatan, sementara sekitar 5.000 pengungsi berlindung di sekitar kompleks rumah sakit. 

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada 20 November 2023, Sarbini menegaskan bahwa tidak ada alasan kuat bagi Israel untuk menyerang Rumah Sakit Indonesia.

"Fasilitas ini penuh dengan pasien yang membutuhkan perawatan medis, bukan tempat persembunyian atau basis militer," ujarnya.

Situasi Terkini dan Dampak Konflik

BACA JUGA:Promo Menarik Honda EM1 e: dan EM1 e: Plus, Diskon Hingga Rp18,8 Juta!

BACA JUGA:Subaru Luncurkan Sistem Hybrid Baru dengan Jarak Tempuh Impresif

Serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia di Gaza, termasuk tuduhan bahwa fasilitas kesehatan ini dijadikan markas oleh Hamas, menambah ketegangan dalam konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung lama.

Pembakaran rumah sakit ini menjadi salah satu bukti betapa parahnya dampak perang terhadap infrastruktur vital di Gaza, terutama di sektor kesehatan.

Di tengah kondisi yang semakin kritis, keberadaan rumah sakit seperti Rumah Sakit Indonesia sangatlah krusial. Dengan keterbatasan fasilitas medis di Gaza, serangan terhadap rumah sakit ini semakin memperburuk situasi.

Banyak warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita, tidak dapat mendapatkan perawatan yang memadai karena rusaknya infrastruktur kesehatan di wilayah tersebut.

 

Kategori :