Produsen Mobil Jepang Terancam Mundur dari Thailand, Mobil Listrik Cina Mendominasi

Sabtu 19-10-2024,06:14 WIB
Reporter : said prakata
Editor : Hanida Syafrina

Diskon besar-besaran ini semakin mempersulit produsen mobil konvensional yang sudah memproduksi kendaraan di Thailand.

Dampak dari situasi ini tidak hanya dirasakan oleh produsen mobil Jepang, tetapi juga ekonomi Thailand secara keseluruhan yang tengah berusaha bangkit pasca-pandemi Covid-19.

Serbuan mobil listrik asal Cina dan persaingan harga yang ketat menekan penjualan kendaraan konvensional.

Menurut data Federasi Industri Thailand, penjualan mobil baru dalam lima bulan pertama tahun ini hanya mencapai 260.365 unit, turun 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

BACA JUGA: Lebih dari Sekadar Mobil, Mengapa Modifikasi JDM Begitu Populer?

BACA JUGA:Mobil Jadi Rumah Kedua, Ide-ide Kreatif untuk Modifikasi Interior

Ini adalah angka penjualan terendah dalam satu dekade terakhir.

Penurunan penjualan ini memaksa produsen mobil konvensional di Thailand untuk mengurangi kapasitas produksi demi bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Industri otomotif Thailand yang selama ini menjadi salah satu andalan perekonomian negara tersebut kini menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan transisi ke kendaraan listrik.

Di sisi lain, pemerintah Thailand tampaknya terus mendukung masuknya produsen mobil listrik dari Cina melalui berbagai kebijakan pro-listrik.

BACA JUGA:Adab Memberi dan Menagih Hutang yang Sesuai Dengan Ajaran Islam

BACA JUGA:Mobil Jadi Rumah Kedua, Ide-ide Kreatif untuk Modifikasi Interior

Namun, langkah ini menimbulkan risiko bagi industri otomotif lokal dan para produsen yang telah lama berinvestasi di Thailand.

Keputusan produsen mobil Jepang untuk mundur dari Thailand juga memberikan sinyal kuat bahwa transisi ke kendaraan listrik tidak hanya akan mempengaruhi pola produksi kendaraan.

Tetapi juga rantai pasokan suku cadang, lapangan kerja, dan perekonomian negara yang bergantung pada industri otomotif.

Tantangan terbesar ke depan adalah bagaimana negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand, dapat menyesuaikan diri dengan tren kendaraan listrik yang terus berkembang, sambil mempertahankan daya saing produsen lokal di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Kategori :