PALTV.CO.ID,- Pertempuran darat di Lebanon selatan antara Israel untuk menyerang Hizbullah ternyata jauh lebih sulit dari yang diperkirakan oleh Israel.
Meskipun serangan udara Israel yang didukung oleh bom-bom dari Amerika Serikat berhasil menghancurkan wilayah Beirut selatan, kenyataan di medan pertempuran darat tidak berjalan sesuai ekspektasi.
Pada Selasa, 8 Oktober 2024, pasukan Israel dikabarkan telah mengibarkan bendera di sebuah kota di dekat Garis Biru, yang membatasi wilayah Lebanon dan Israel.
Menteri Energi Israel, Eli Cohen, menyatakan bahwa pasukan Israel telah "menduduki" Maroun al-Ras dan menghancurkan rumah-rumah yang digunakan oleh Hizbullah untuk meluncurkan serangan roket anti-tank terhadap warga Israel.
BACA JUGA:Cara Allah SWT Sedang Mengangkat Derajat Hambanya, Ini Tanda-tandanya.
BACA JUGA:Konflik Hukum antara Nintendo dan Pocketpair: Apa Penyebabnya?
Namun, laporan ini tampaknya tidak sepenuhnya akurat.
Seorang perwira dari Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (UNIFIL), yang dilaporkan oleh Al Jazeera, menyebutkan bahwa pasukan Israel sebenarnya telah mundur dari kota tersebut setelah hanya sempat mengibarkan bendera.
Hizbullah Memukul Mundur Pasukan Israel
Di sisi lain, Hizbullah menyatakan bahwa mereka berhasil menargetkan tentara Israel dengan serangan roket di wilayah selatan Maroun al-Ras.
BACA JUGA:Hati-Hati! Penggunaan Headset Bisa Merusak Telinga, Ini Solusinya
BACA JUGA:Analisis Ahli, Mobil Listrik dan Efisiensi Biaya di Brasil
Kelompok ini menegaskan bahwa serangan-serangan di sekitar daerah Labbouneh memaksa pasukan Israel untuk mundur dari posisi mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera.
Sebelumnya, Hizbullah juga melaporkan adanya bentrokan dengan pasukan Israel di kota Blida, Lebanon selatan.
Menurut kelompok tersebut, meskipun Israel telah mengerahkan divisi keempat mereka ke Lebanon selatan, pasukan tersebut belum berhasil membuat kemajuan berarti sejak melancarkan operasi darat sepekan sebelumnya.