Ia juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat umum terhadap bahasa isyarat. "Hari Bahasa Isyarat Internasional ini bukan hanya tentang komunitas tunarungu, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat dapat bersama-sama mendukung penggunaan bahasa isyarat."
BACA JUGA: Pj Walikota Palembang Pimpin Upacara Hari Kesaktian Pancasila
BACA JUGA:Pengambilan Sumpah dan Pelantikan 50 Anggota DPRD Kota Palembang Periode 2024-2029
Dalam dialog yang penuh makna tersebut, para presenter Halo Palembang diajarkan langsung oleh Ade Kurnia, juru bahasa isyarat profesional, tentang cara menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Ade dengan sabar memperagakan beberapa isyarat dasar, seperti sapaan, ungkapan terima kasih, dan kata-kata penting lainnya yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Cek Hagay dan Cek Rica pun bersemangat mencoba isyarat-isyarat tersebut dan menunjukkan ketertarikan untuk lebih memahami bahasa ini.
"Saya benar-benar merasa terbantu dengan adanya juru bahasa isyarat dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Desi. "Banyak hal yang mungkin terlewat oleh kami jika tidak ada juru bahasa isyarat. Mereka adalah jembatan yang memungkinkan kami untuk benar-benar memahami informasi yang disampaikan, baik di televisi, dalam layanan publik, atau bahkan dalam kegiatan sehari-hari seperti pertemuan atau acara komunitas."
BACA JUGA:Holiday Angkasa Wisata Kembali Berangkatkan 99 Jemaah Umrah Arbain 1446 H
BACA JUGA: Resmi Jabat Kapolda Sumsel Baru, Irjen Pol Andi Rian Ajak Masyarakat Sukseskan Pilkada
Ade Kurnia sebagai juru bahasa isyarat juga berbagi pengalamannya dalam profesi tersebut. "Menjadi juru bahasa isyarat adalah tanggung jawab besar, tetapi sangat memuaskan.
Kami tidak hanya menerjemahkan kata-kata, tetapi juga membantu penyandang tunarungu untuk merasa lebih terhubung dengan dunia di sekitar mereka. Ini adalah pekerjaan yang sangat berharga dan memberikan dampak positif bagi banyak orang," kata Ade.
Acara dialog ini memperlihatkan bagaimana juru bahasa isyarat memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi antara penyandang tunarungu dan mereka yang tidak terbiasa dengan bahasa isyarat.
Dengan semakin banyaknya individu yang peduli dan berkontribusi sebagai juru bahasa isyarat, lingkungan sosial, pendidikan, dan profesional menjadi semakin inklusif. Hal ini memungkinkan para tunarungu untuk berpartisipasi lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan.
BACA JUGA: Resmi Jabat Kapolda Sumsel Baru, Irjen Pol Andi Rian Ajak Masyarakat Sukseskan Pilkada
BACA JUGA:Kabar Gembira untuk Para UMKM Palembang! Fitri-Nandri Siap Suntik Dana Usaha Anda
Sebagai bagian dari upaya mendukung hak-hak bahasa isyarat, Desi, Yudha, dan Ade sepakat bahwa perlu ada lebih banyak inisiatif untuk memperkenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat luas.