Bagi umat Yahudi, tempat ini merupakan situs tersuci, tempat berdirinya dua kuil Yahudi di masa lalu.
Sedangkan bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa adalah tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.
BACA JUGA:Ikatan Bidan Indonesia Sumsel Tingkatkan Silaturahmi di Momen Kemerdekahan HUT RI ke-79
BACA JUGA: ASN Kemenkumham Sumsel Dapat Suntikan Motivasi Melalui Webinar
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menentang upaya untuk mengubah status quo di Masjid Al Aqsa dan menyebut pernyataan Ben-Gvir sebagai "tindakan berbahaya, tidak perlu, dan tidak bertanggung jawab.
"Langkah-langkah Ben-Gvir mengancam keamanan nasional Negara Israel dan reputasi internasionalnya," tulisnya di X.
Menteri Keamanan Nasional Israel Izinkan Umat Yahudi Ibadah di Kompleks Masjid Al Aqsa--masjid_al_aqsa/ig
Ben-Gvir merespons kritik Gallant dengan menyatakan bahwa Israel harus melancarkan serangan militer terhadap Hizbullah di Lebanon.
Untuk "menghilangkan ancaman" di wilayah utara dan memungkinkan warga Israel yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka.
BACA JUGA:Lima Hero Counter Terbaik untuk Melawan Alpha di Meta Terkini
BACA JUGA:Massa Gelar Aksi Teatrikal Dampak Karhutlah, Gugat Korporasi ke Pengadilan
Menurutnya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant tunduk kepada Hamas dan menyeret Negara Israel ke dalam kesepakatan yang tidak bermoral.
Gallant memilih untuk melanjutkan kebijakan yang destruktif dan kalah terhadap Hizbullah di utara.
Pernyataan Ben-Gvir ini mengacu pada bentrokan antara Hizbullah dan Israel di perbatasan Lebanon.
Pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke arah Israel.
BACA JUGA: Kejati Sumsel Periksa Lurah Duku Terkait Dugaan Korupsi Penjualan Aset Yayasan Batang Hari Sembilan