Selain BYD, merek lain yang juga mencatatkan penjualan signifikan adalah Chery, yang berhasil menjual lebih dari 3.000 unit meski hanya dengan satu model kendaraan listrik, yaitu Omoda E5.
Keberhasilan Chery ini menunjukkan bahwa dengan produk yang tepat, meskipun dengan pilihan model yang terbatas, merek bisa meraih kesuksesan di pasar yang kompetitif.
BACA JUGA:Nasi Subut, Kelezatan Tradisional Kalimantan Utara dengan Sentuhan Ungu yang Menggoda
Morris Garage (MG), yang merupakan bagian dari SAIC Motor, juga tidak kalah menonjol.
Merek Tiongkok Kuasai 90% Penjualan Mobil Listrik di Indonesia--ilustrasi pribadi
Dengan penjualan mencapai 1.900 unit, MG membuktikan bahwa mereka mampu bersaing dengan merek-merek besar lainnya.
Selain itu, merek lain asal Tiongkok seperti Neta dan DFSK-Seres juga mencatatkan penjualan yang cukup baik, meskipun masih dalam skala ratusan unit.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan merek-merek asal Tiongkok begitu dominan di pasar mobil listrik Indonesia.
BACA JUGA:Menapaktilasi Sejarah Palembang, Perjalanan Edukasi Kemerdekaan Bersama Palembang Good Guide
BACA JUGA:SpaceX Siap untuk Misi Eksplorasi Orbit Kutub: Tonggak Baru Penerbangan Antariksa
Pertama, harga yang kompetitif menjadi salah satu daya tarik utama.
Kendaraan listrik asal Tiongkok umumnya dijual dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan merek-merek lain, tanpa mengorbankan kualitas dan fitur teknologi yang ditawarkan.
Kedua, inovasi teknologi yang terus berkembang juga menjadi faktor penentu.
Merek-merek Tiongkok dikenal rajin dalam mengadopsi teknologi terbaru, seperti baterai dengan daya tahan tinggi dan sistem pengisian daya cepat, yang sangat diminati oleh konsumen Indonesia yang semakin peduli terhadap efisiensi dan keberlanjutan.
BACA JUGA:Ducati Luncurkan Multistrada V4 RS, Sepeda Motor Adventure dengan Sentuhan Sporty