OKI, PALTV.CO.ID - Untuk mengantisipasi penyebaran Virus Septicaemia Epizootica (SE) yang dapat mengancam populasi kerbau, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Disbunnak OKI) telah melakukan langkah proaktif.
Vaksinasi sekitar 450 ekor kerbau sudah mulai dilakukan sejak Senin kemarin, 8 April 2024 di beberapa Kecamatan, di antaranya Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Air Sugihan.
Upaya yang dilakukan ini menindaklanjuti adanya kematian mendadak 15 ekor kerbau milik peternak di Desa Riding Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada beberapa hari lalu.
Setelah investigasi yang dilakukan oleh Tim UPTD Pusat Kesehatan Hewan Pampangan, kematian ini disebabkan oleh Virus Septicaemia Epizootica (SE), yakni penyakit yang disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida.
BACA JUGA:Puluhan Ekor Kerbau di Desa Riding Mati, PDHI Sumsel Himbau Untuk Lakukan Vaksinasi
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten OKI Dedi Kurniawan melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Sadi Purwanto menjelaskan, penyakit SE pada kerbau dapat menyebabkan demam, keluarnya liur berlebihan, dan terdengarnya suara "ngorok" pada sistem pernafasan hewan.
"Kerbau yang terinfeksi akan mengalami kesulitan bernapas, terutama terdengar ngorok secara jelas pada malam hari," terang Sadi Purwanto pada hari Selasa, 9 April 2024.
Sembari menunggu hasil resmi dari uji laboratorium Balai Veteriner Lampung, Tim UPTD Puskeswan Pampangan telah mengambil langkah pengobatan massal pada hewan yang terinfeksi.
Memberikan vaksinasi kepada 450 ekor kerbau di beberapa Kecamatan, termasuk Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Air Sugihan, guna mencegah penyebaran virus SE yang lebih luas.
BACA JUGA:Sumatera Selatan Berpotensi Hujan Ringan hingga Sedang pada Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah
"Sampai saat ini stok vaksin yang kami miliki mencukupi untuk 1.200 dosis, yang akan digunakan untuk vaksinasi pada kerbau yang masih sehat," ujarnya.
Adapun kendala yang dihadapi adalah kondisi pemeliharaan hewan kerbau yang berada di tempat terbuka, sehingga tindakan pengobatan dan vaksinasi hanya dapat dilakukan saat malam hari, ketika kerbau sudah berada di dalam kandang.
Pihak Disbunnak OKI meminta agar para peternak dapat mendukung upaya ini dengan memastikan hewan ternaknya mendapatkan vaksin. Karena penyakit ngorok ini dapat diobati dan tidak menular kepada manusia.*