PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Pembangunan smelter bauksit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, menandai langkah signifikan dalam upaya hilirisasi industri mineral di Indonesia.
Presiden Joko Widodo, bersama sejumlah pejabat tinggi negara, mengawasi proyek tersebut sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengintegrasikan ekosistem kendaraan listrik yang semakin berkembang.
Dalam peninjauan tersebut, Presiden Jokowi menegaskan pentingnya hilirisasi sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan sumber daya mineral Indonesia secara optimal.
Dengan hampir rampungnya pembangunan smelter bauksit, diharapkan Indonesia dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan alumina dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada impor.
Proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah direncanakan akan selesai pada Juni 2024, dengan operasi penuh diperkirakan dimulai awal 2025.
Presiden menyoroti pentingnya integrasi antara industri peleburan mineral dan sektor kendaraan listrik.
Hal ini menjadi langkah krusial dalam memastikan bahwa semua komponen kendaraan listrik, mulai dari bodi hingga baterai, diproduksi secara lokal, meningkatkan efisiensi dan daya saing produk domestik.
Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya mineral, seperti bauksit dan nikel, pembangunan smelter masih terbatas.
Hingga akhir tahun 2022, baru ada tiga smelter yang beroperasi di Indonesia, menyerap sekitar seperempat dari total produksi bauksit. Oleh karena itu, kebutuhan akan smelter masih sangat tinggi.
Dengan rampungnya proyek SGAR Mempawah fase I, Indonesia akan memiliki kemampuan peleburan bauksit menjadi alumina yang lebih besar.
Alumina yang diproduksi di SGAR Mempawah akan menjadi bahan baku untuk smelter aluminium PT Inalum di Kuala Tanjung.
Proyek senilai 830 juta dolar AS ini diharapkan dapat memutuskan ketergantungan Indonesia pada pemrosesan mineral di luar negeri.
BACA JUGA:Dipergoki Kades Celikah Saat Curi Seng Alkan, 3 Pemuda Ditangkap Warga Saat Melarikan Diri