PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Ajang balap paling prestisius, Formula 1 (F1), telah memasuki kolaborasi dengan Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan Extreme H untuk menjelajahi potensi pemanfaatan mesin hidrogen dalam arena balap internasional.
Ketiganya bersatu dalam Hydrogen Working Group, suatu inisiatif yang bertujuan untuk mendalami pemahaman terhadap opsi mesin berkelanjutan ini.
Perlu dicatat bahwa langkah ini tidak berarti F1 akan langsung beralih menjadi sebuah kompetisi balap yang sepenuhnya mengandalkan hidrogen.
Sebaliknya, F1 tengah melakukan penelitian untuk menggali potensi teknologi hidrogen sebagai bagian dari upaya mereka mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam beberapa tahun mendatang.
BACA JUGA:Uji Nyali Mobil Canggih! Waymo Jaguar I-Pace, Mobil Iistrik Tanpa Pengemudi
Pat Symonds, Kepala Teknis F1, menegaskan komitmennya terhadap adopsi teknologi baru dalam waktu singkat untuk meningkatkan citra olahraga tersebut di mata publik.
Dia menyatakan, "Tradisi kami adalah memperkenalkan teknologi baru dengan cepat. Kami berusaha terbuka terhadap berbagai solusi dan menerapkan rekayasa lintas fungsi."
Eksplorasi teknologi hidrogen ini akan didukung oleh Extreme H, sebuah seri balap offroad listrik yang dipimpin oleh Alejandro Agag.
Rencananya, Extreme H akan beralih ke tenaga hidrogen pada tahun 2025, dan Agag yakin bahwa hidrogen merupakan salah satu teknologi masa depan yang patut diperhatikan. Meskipun masih berfokus pada bahan bakar sintetis, Agag meyakini bahwa hidrogen akan menjadi bagian integral dari solusi energi masa depan.
BACA JUGA:Habiskan Sehari di Ubud Bali! Ini Tempat Wisata dan Restoran Halal Yang Dapat diKunjungi
F1 sedang meningkatkan penggunaan bahan bakar sintetis pada mobil balapnya dengan berkolaborasi bersama produsen mobil terkemuka seperti Porsche.
Porsche sendiri meyakini bahwa teknologi bahan bakar sintetis akan membuka jalan bagi pengembangan mesin pembakaran internal yang lebih ramah lingkungan dalam dunia balap.
Meski tengah mengeksplorasi potensi hidrogen, F1 juga mempertimbangkan penggunaan bahan bakar sintetis sebagai alternatif yang dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari ajang balap ini.
Hidrogen dipilih sebagai fokus karena memiliki keunggulan emisi knalpot yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional. Namun, pembuatan hidrogen memerlukan sejumlah besar energi dan dapat menimbulkan polusi jika produksinya tidak dilakukan dengan benar.
BACA JUGA:3 Ide Kreatif Mengolah Buah Mangga yang Segar dan Lezat