OKI, PALTV.CO.ID - Makna Kata Midang dalam istilah masyarakat Kayuagung adalah kegiatan berjalan kaki dengan menggunakan pakaian adat perkawinan masyarakat Kayuagung.
Midang merupakan Budaya yang sudah dilestarikan sejak dulu hingga saat ini, tradisi arak arakan ini terjadi dalam satu rangkaian acara pernikahan.
Seiring berkembangnya zaman tradisi ini dijadikan kegiatan rutin setiap tahun pada saat perayaan hari raya Idul fitri.
Dimana para bujang gadis Kayuagung dari 12 Kelurahan yang ada di Kayuagung mengenakan pakaian adat pengantin dan mengikuti arak-arakan berjalan kaki.
BACA JUGA:Muslimah Harus Tahu! 6 Tips Mempercantik Diri Sesuai Syariat Islam
Dirangkum dari buku "Tradisi Morge Siwe Kayuagung" Tradisi Midang Morge Siwe yang merupakan bagian dari rangkaian Acara Pernikahan dibagi dua versi.
Yang pertama "Midang Begorok" atau Bersedekah Pernikahan. Midang Begorok ini dilakukan sebelum digelarnya ijab kabul.
Pengantin di arak berkeliling diwilayah Kayuagung ditentukan, arakan-arakan juga diiringi muda mudi serta sanak saudara, tidak lupa sepanjang perjalanan arak-arakan ini diiringi musik tradisional yakni Tanjidor.
Adapun yang melatarbelakangi Midang Begorok ini adalah atas dasar permintaan dari pengantin wanita dan keluarganya.
Midang Morge Siwe muda-mudi Kayuagung mengenakan pakaian adat dan pengantin.--instagram.com/@pesonasriwijaya
Dikisahkan pada abad ke-16, pernah seorang gadis cantik bernama Julia berketurunan keluarga ningrat jatuh cinta kepada seorang pemuda sederhana bernama Bastari.
Cinta mereka ini tak direstui oleh keluarga si wanita, lantas Julia dengan memaksa orang tuanya untuk tetap meminta restu atas hubungan mereka.
Alhasil kedua orang tua Julia pun mengizinkan dengan syarat saat sang pria mempersunting harus ada midang begorok tersebut.
Midang yang kedua yaitu disebut dengan "Midang Bebuke", Midang bebuke inilah adalah bagian dari representasi dilestarikannya tradisi midang Morge Siwe.