Kurang gerak juga dapat berdampak pada kinerja otak, menyebabkan masalah seperti pelupa. Otak, seperti otot, perlu dilatih dan dijaga kesehatannya.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS One menunjukkan bahwa duduk berjam-jam dapat mengurangi ketebalan lobus temporal medial, bagian otak yang bertanggung jawab untuk memori. Oleh karena itu, kurangnya gerakan dapat berkontribusi pada kehilangan memori.
Sendi nyeri dan kaku juga dapat menjadi konsekuensi dari kurangnya gerakan. Lutut, bahu, dan pergelangan kaki memiliki pelumas yang disebut cairan sinovial.
Ketika tubuh tidak cukup bergerak atau jarang berolahraga, produksi cairan sinovial melambat, menyebabkan persendian terasa sakit dan kaku.
BACA JUGA:Penting Dilakukan! Cegah Stroke di Usia Muda, Mulailah Dari Sekarang
Selain itu, suasana hati buruk juga dapat menjadi tanda bahwa tubuh kurang bergerak. Aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan produksi hormon bahagia atau endorfin, yang dapat memicu perasaan positif dan meningkatkan suasana hati. Dengan demikian, kurangnya gerakan dapat berkontribusi pada suasana hati yang kurang baik.
Dalam rangka menjaga kesehatan secara keseluruhan, penting untuk mengintegrasikan aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari.
Mulailah dengan langkah-langkah kecil seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, dan tingkatkan intensitasnya seiring waktu.
Dengan cara ini, Anda dapat mengurangi risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan kurangnya gerakan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.*