Tradisi Kontroversial Suku Fore: Makan Mayat Demi Roh Tetap Bersama dalam Keluarga

Tradisi Kontroversial Suku Fore: Makan Mayat Demi Roh Tetap Bersama dalam Keluarga

Suku Fore di Papua Nugini.--Tangkapan layar YouTube.com/@peneranghidup007

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Banyak sekali tradisi aneh dan kontroversial di belahan dunia, seperti yang terdapat di sebuah pulau terpencil yaitu suku Fore. Salah satu tradisi yang paling kontroversial adalah tradisi makan mayat yang dilakukan oleh suku Fore di Papua Nugini.

Tradisi ini, meskipun tidak lagi dilakukan secara luas, telah menjadi bahan pembicaraan selama beberapa dekade karena kenyelenehanya. Artikel ini akan membahas sejarah dan konteks budaya dari tradisi controversial suku Fore yang rela makan mayat.

Suku Fore: Siapa Mereka?

Suku Fore adalah masyarakat pribumi yang tinggal di pegunungan tengah Papua Nugini. Mereka terkenal dengan nama "Fore" yang berarti "orang liar" atau "orang hutan", seiring dengan mitologi mereka yang kaya tentang kehidupan di hutan.

BACA JUGA:Waspadai Kebiasaan Buruk Ini yang Dapat Menghambat Perkembangan Dirimu!

Suku Fore menghuni wilayah yang terisolasi dan sulit diakses, yang membuat mereka terpisah dari dunia luar selama berabad-abad.

Tradisi Makan Mayat

Tradisi makan mayat suku Fore, yang dikenal dengan sebutan "endocannibalism," adalah praktik yang kontroversial dan telah lama dilakukan oleh suku ini.

Tradisi ini melibatkan praktik mengonsumsi bagian tubuh dari anggota keluarga yang telah meninggal dunia. Meskipun ide makan mayat mungkin terdengar menjijikkan bagi banyak orang, dalam budaya suku Fore, ini dianggap sebagai tindakan penghormatan yang dilakukan dengan tujuan membersihkan roh yang meninggal dan percaya roh tersebut akan tetap bersama dalam keluarga.

BACA JUGA:4 Cara Mengenali Tanda-tanda Aki Mobil Soak, Jaga Kondisinya Agar Kendaraan Selalu Prima


Peta Suku Fore di Papua Nugini.--Tangkapan layar YouTube.com/@PustakaSukma

Alasan di Balik Tradisi. Tradisi ini mungkin terdengar aneh dan mengejutkan, tetapi ada beberapa alasan budaya dan kontekstual di balik praktik makan mayat suku Fore:

1. Perlunya Mencegah Penyakit: 

Pada masa lalu, suku Fore menghadapi wabah penyakit yang misterius dan mematikan, yang kemudian dikenal sebagai "Kuru." Ini adalah penyakit prion yang menyerupai penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber