Kupas Mitos dan Fakta Kepribadian Ganda, Sering Salah Dipahami

Kupas Mitos dan Fakta Kepribadian Ganda, Sering Salah Dipahami

Kepribadian ganda adalah gangguan mental yang rumit dan sering kali salah dipahami.--unsplash.com/@quinterocamilaa

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Kepribadian ganda atau yang sering kali dikenal sebagai Dissociative Identity Disorder (DID), merupakan kondisi psikologis pribadi yang sangat kompleks. Hal ini telah menjadi subjek minat dan kontroversi masyarakat selama bertahun-tahun.

Gangguan mental ini akan mempengaruhi cara individu mengidentifikasi diri mereka sendiri. Sering kali dikaitkan dengan perasaan memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda.

Banyak beragam tulisan juga mengaitkan bahwa gangguan mental ini dapat sering muncul baik secara sadar maupun tidak sadar.

Beragam mitos tersebar mengenai kepribadian ganda ini. Lalu sebenarnya bagaimana fakta mengenai fenomena kepribadian ganda ini yang akurat?

BACA JUGA:Ratusan WBP Lapas Kelas IIB Sekayu Ramaikan Kegiatan Gema Sholawat Penyejuk Hati

Mitologi Kepribadian Ganda

Kepribadian Ganda adalah tentang memiliki beberapa kepribadian yang berbeda. Salah satu mitos paling umum adalah bahwa seseorang dengan kepribadian ganda benar-benar memiliki dua atau lebih kepribadian yang sepenuhnya berbeda yang muncul secara bergantian.

Ini tidak sepenuhnya benar. DID sebenarnya melibatkan pembentukan identitas alternatif atau "alter" yang dapat memiliki karakteristik, ingatan, atau perilaku yang berbeda.

DID itu sendiri secara resmi sudah diakui sebagai suatu penyakit mental yang telah dimasukkan dalam Diagnostic and Statistical of Mental Disorders (DSM-III) pada tahun 1980.

BACA JUGA:Sehat Bersama Itu Menyenangkan! Wakil Walikota Palembang Senam Bersama 18 Kecamatan dan 107 Kelurahan


Ilustrasi kepribadian ganda.--unsplash.com@benjaminlehman

Berbagai perdebatan bermunculan di antara para pakar kesehatan mental mengenai gangguan kejiwaan ini. Namun, lambat laun pemahaman para ilmuan mengenai DID ini semakin berkembang.

Kepribadian Ganda selalu disebabkan oleh trauma berat

Meskipun trauma masa kecil sering kali terkait dengan pengembangan DID, tidak semua kasus DID berkaitan dengan trauma yang parah. Faktor genetik dan lingkungan juga dapat memainkan peran dalam perkembangan gangguan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber