Ritual Unik Pemakaman Langit di Tibet, Jenazah Menjadi Santapan Burung

Ritual Unik Pemakaman Langit di Tibet, Jenazah Menjadi Santapan Burung

Pemakaman Langit, Tradisi Pemakaman Tibet, Ritual Jhator, Pemakaman dengan Burung Bangkai, Ekologi dan Pemakaman Tibet--Sc gambar –instagram-ceritadanmitos

PALEMBANG, PALTV.CO.ID - Tibet, dengan lanskap pegunungan yang megah dan budaya yang kaya, dikenal dengan berbagai tradisi keagamaan yang unik. Salah satu tradisi yang mungkin paling mengejutkan bagi banyak orang adalah praktik pemakaman di Tibet. 

Biasanya, ketika manusia meninggal, jasad mereka akan dikubur atau dikremasi. Namun bagi sebagian masyarakat Tibet hal tersebut tidak berlaku.

Di Tibet ada ritual yang namanya pemakaman langit, dimana masyarakat Tibet  "membiarkan" jenazah orang yang telah meninggal di alam terbuka dan dimakan oleh burung-burung pemakan bangkai.

Dalam artikel ini, kita akan membahas fakta menarik tentang ritual pemakaman langit di Tibet.

BACA JUGA:Tangan Dingin Shin Tae Yong, Berhasil Membawa Timnas Indonesia ke Piala Asia di 3 Kelompok Umur

1. Akar Budaya yang Dalam

Praktik pemakaman langit, yang dikenal sebagai "jhator" dalam bahasa Tibet, memiliki akar yang dalam dalam budaya dan agama Tibet.

Ini adalah bagian integral dari keyakinan Buddha dan dianggap sebagai tindakan pemberian yang tinggi, membantu orang yang meninggal untuk mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian.

 

2. Proses Pemakaman Langit

BACA JUGA:Shin Tae-Yong Cetak Sejarah Hattrick Piala Asia, Loloskan 3 Kelompok Generasi Timnas Indonesia


Burung-burung ini secara alami akan mendekati jenazah dan mulai memakan dagingnya. Ini dianggap sebagai tindakan pemberian, di mana tubuh jenazah digunakan untuk memberi makan makhluk-makhluk lain--Sc gambar –instagram-ceritadanmitos

Proses pemakaman langit dimulai dengan persiapan jenazah. Jenazah diletakkan di tempat terbuka, seringkali di dataran tinggi atau bukit yang dikenal sebagai "parbat." Biasanya, jenazah dibungkus dalam kain sutra dan diletakkan di atas sebuah alas kayu.

Dalam melaksanakan ritual ini, anggota keluarga akan menghentikan seluruh aktivitas mereka untuk menciptakan lingkungan yang tenang dan damai, agar jiwa orang yang meninggal dapat naik ke surga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber