Mengenal Ritual Kedewasaan Suku Satere-mawe: Tradisi Sarung Tangan Semut Peluru

Mengenal Ritual Kedewasaan Suku Satere-mawe: Tradisi Sarung Tangan Semut Peluru

Mengenal Ritual Kedewasaan Suku Satere-mawe: Tradisi Sarung Tangan Semut Peluru.--Youtube/@Intisari Online

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Di dalam Hutan Amazon, suku pedalaman yang dikenal sebagai suku Satere-Mawe di Brasil memiliki cara unik untuk mengakui seorang pria sebagai dewasa.

Mereka tidak mengukur kedewasaan berdasarkan usia atau ciri biologis anak, tetapi melalui ritual yang melibatkan sarung tangan penuh semut peluru.

Ritual ini, disebut Ritual Da Tucandeira, mengharuskan seorang anak laki-laki untuk menahan rasa sakit tanpa menangis saat tangannya diserang dan disengat oleh banyak semut peluru di dalam sarung tangan khusus.

Tetua adat suku Satere-Mawe pergi ke hutan untuk mengumpulkan semut peluru, lalu meramu ramuan herbal untuk menghindari semut-semut itu dari kehilangan kesadaran. Mereka kemudian memasukkan semut-semut tersebut ke dalam sarung tangan yang terbuat dari dedaunan khusus.

Anak laki-laki yang berusia antara 12 hingga 16 tahun adalah peserta ritual ini. Mereka secara bergantian memasukkan tangan mereka ke dalam sarung tangan yang telah dilapisi arang sebagai pelindung.

BACA JUGA:Dampak Pengroposan gigi pada pemakai sabu (metafitamin)

BACA JUGA:Tradisi Bakar Batu pada Mayarakat Suku Dani di Manado Sulawesi Utara

Selama sepuluh menit, mereka harus menahan rasa sakit yang disebabkan oleh sengatan semut peluru. Dalam sementara waktu, dukun desa Satere-Mawe menari untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari rasa sakit tersebut.

Ketika efek ramuan mereda, semut-semut itu mulai bangun dan gelisah, meningkatkan keagresifan mereka. Mereka berusaha mencari jalan keluar dari sarung tangan, sambil menyengat tangan anak laki-laki yang berada di dalamnya.

Jika anak mampu bertahan tanpa menangis selama sepuluh menit ini, ia dianggap telah melewati ujian kedewasaan dan dihormati sebagai bagian resmi dari suku Satere-Mawe.

Ritual ini tidak selalu berjalan lancar. Beberapa anak mungkin harus mencoba hingga 20 kali sebelum berhasil melewati ujian ini. Semut peluru, juga dikenal sebagai Paraponera Clavata, adalah salah satu jenis semut terbesar di dunia dengan sengatan yang kuat dan menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan daripada lebah.

Rasa sakit dari sengatan ini, yang dapat berlangsung selama 24 jam, kemudian diikuti oleh lonjakan adrenalin setelah rasa sakit mereda.

Suku Satere-Mawe menggunakan ritual ini untuk mengajarkan nilai penting tentang pengorbanan dan penderitaan dalam kehidupan. Bagi mereka, membuktikan kedewasaan melalui pengalaman yang penuh kesakitan adalah cara untuk menunjukkan bahwa hidup yang bermakna melibatkan pengorbanan dan tantangan yang dihadapi dengan keberanian.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber