Menghidupkan Kembali Budaya Ngopi dengan Menggunakan Cangkir Lurik Berbahan Seng

Menghidupkan Kembali Budaya Ngopi dengan Menggunakan Cangkir Lurik Berbahan Seng

Pondok kopi dusun--Foto : koleksi pribadi

Selain itu, seng juga diklaim dapat memberikan sentuhan khusus pada rasa kopi, dengan memberikan rasa yang lebih "berat" dan "nikmat" pada minuman tersebut.

BACA JUGA:Peran Penting Perempuan dan Kesetaraan Gender, Pemkab Indramayu Suarakan Visi di Hari Kependudukan Dunia 2023

BACA JUGA:Peringatan Hari Kependudukan Dunia di Indramayu, Saatnya Mewujudkan Kesetaraan Gender Sejati


Cangkir lurik gaya ngopi kultural--Gambar : koleksi pribadi

Tren menggunakan cangkir berbahan seng juga telah didukung oleh peran aktif kalangan pengusaha kopi lokal. Banyak kafe-kafe kecil dan kafe independen yang mendukung budaya ngopi tradisional dengan menyajikan kopi dalam cangkir berbahan seng.

Mereka menyadari bahwa konsumen modern mencari lebih dari sekadar secangkir kopi; mereka menginginkan pengalaman yang mendalam dan berarti.

Oleh karena itu, menyajikan kopi dalam cangkir berbahan seng menjadi daya tarik tambahan bagi para pelanggan mereka. Selain itu, upaya untuk mengurangi dampak lingkungan juga berperan dalam popularitas cangkir berbahan seng.

Kecenderungan masyarakat modern untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai telah mendorong mereka untuk mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan.

BACA JUGA:Waspadai 7 Penyebab Kolesterol yang Kerap Disepelekan.

BACA JUGA:Keindahan Sungai Musi Palembang!. Banyak Mitos Yang beredar, Padahal Ini Lho Faktanya.

Dalam hal ini, cangkir berbahan seng menjadi pilihan yang cerdas karena tahan lama dan dapat digunakan berulang kali, mengurangi jumlah limbah plastik yang dihasilkan.

Dengan meningkatnya popularitas cangkir berbahan seng, kini tersedia berbagai desain dan ukuran yang menarik, mengakomodasi berbagai selera konsumen.

Beberapa bahkan dihiasi dengan seni dan motif khas Indonesia, menambah nilai seni dan keindahan pada momen ngopi. Dengan penggunaan cangkir berbahan seng telah menghidupkan kembali budaya ngopi tradisional di Indonesia.

Nilai sejarahnya, pengaruhnya pada cita rasa kopi, dukungan dari kalangan pengusaha kopi lokal, serta aspek ramah lingkungan telah membuatnya menjadi ikon baru dalam budaya ngopi kontemporer.

BACA JUGA:Ratna Zamrud Siberia: Batu Akik Termahal yang Membuat Gempar Pasar Permata Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber