Kepala BKKBN: Atap Asbes pada Rumah Tidak Layak Huni dan Berisiko Menyebabkan TBC

Kepala BKKBN: Atap Asbes pada Rumah Tidak Layak Huni dan Berisiko Menyebabkan TBC

Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).--instagram/@bkkbnofficial

PALEMBANG, PALTV.CO.ID- Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan rumah beratap asbes dianggap tidak layak huni karena meningkatkan risiko penyakit dan menghambat kerja masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat bertemu dengan Ketua DPRD I Kota Tegal, Enny Yuningsih SH MM dan Direktur Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak Perkotaan Kota Tegal (DPPCBP2PA). Pertemuan berlangsung di Kantor Pusat BKKBN di Jakarta pada Senin (17/2023).

Hasto mengungkapkan, di Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah banyak ditemukan rumah tidak layak huni dengan angka pendaftaran 36,58%.

Keadaan ini memerlukan perhatian khusus karena penduduknya rentan terhadap tuberkulosis. Hasto juga mengatakan atap metal adalah pilihan yang lebih sehat.

BACA JUGA:Kucing-Kucing Liar di Turki Kalau Pindah ke Indonesia Jadi Kucing Sultan

BACA JUGA:Hal penting yang Mesti Dipersiapkan Ketika Hendak Melamar Pekerjaan

Selain itu, rumah tidak layak huni juga dapat diidentifikasi dengan jumlah jendela yang tidak melebihi 10% dari luas bangunan.

Hasto juga menyampaikan data bahwa 25,51% keluarga Tegal Timur memiliki anak lebih dari tiga. Selain itu, usia kehamilan juga menyumbang 25,7% dari jumlah pasangan usia subur (PUS) di kabupaten tersebut.

Hasto menegaskan, kampanye Keluarga Berencana (KB) masih perlu dikuatkan. Di sisi lain, Mohamad Afin, S.IP, M.Sc, Direktur Pelayanan DPPCBP2PA menjelaskan bahwa angka stunting pada anak di Kabupaten Tegal Timur mengalami penurunan yang signifikan.

Pada tahun 2022 prevalensi stunting diperkirakan mencapai 16,8% dan diperkirakan akan menurun menjadi 10% pada tahun 2023.

Untuk mencapai target nasional sebesar 14%, Afin berharap tren penurunan ini akan terus berlanjut hingga 2024.

BACA JUGA:AHY Membagikan Video Anies Baswedan Diantar Langsung ke Mobil

BACA JUGA:Di Jepang Ikan Koi Ada Sejak Zaman Dulu! Awalnya Ikan Koi Dibudidayakan Untuk Dimakan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) telah berpesan kepada daerah-daerah yang masih mengalami masalah kekurangan air minum seperti Margadana dan Tegal Timur untuk segera memperbaiki keadaan karena faktor ini merupakan salah satu faktor penyebab utama terjadinya stunting pada anak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber