China Meluncurkan DeepSeek R1 Safe AI, Klaim Hindari Isu Politik Tingkat Sukses 100 persen

Huawei dan Universitas Zhejiang melatih ulang AI DeepSeek milik China agar sesuai dengan aturan ujaran pemerintah.--ig@indian today
Pengakuan ini memicu perdebatan tentang apakah AI yang benar-benar netral mungkin diwujudkan, atau apakah model akan selalu mencerminkan bias dari masyarakat tempat mereka dilatih.
Pemerintah Amerika Serikat juga telah mengambil langkah untuk menentukan arah AI.
Awal tahun ini, di bawah pemerintahan Trump, diumumkan America’s AI Action Plan, yang mewajibkan setiap model AI yang berinteraksi dengan lembaga pemerintah agar “netral dan tidak bias.”
Namun, definisi netralitas tersebut sarat dengan muatan politik.
Perintah eksekutif yang ditandatangani Trump mensyaratkan bahwa model yang memenuhi syarat harus menolak “dogma iklim radikal,” “keberagaman, kesetaraan, dan inklusi,” serta “teori ras kritis, transgenderisme, bias tak sadar, interseksionalitas, dan rasisme sistemik.”
BACA JUGA:DPR RI Apresiasi Upaya Kanwil Kemenkum Sumsel Tingkatkan Kualitas Layanan Administrasi Hukum
Semua ini menegaskan realitas global yang lebih luas: sistem AI kini tidak lagi dinilai semata-mata berdasarkan kecanggihan teknologinya.
Mereka semakin diharapkan mencerminkan prioritas budaya, politik, dan ideologi dari yurisdiksi tempat mereka beroperasi.
Jadi, meskipun DeepSeek-R1-Safe tampak sebagai respons khas China terhadap tekanan regulasi, tren ini jauh dari kata terisolasi.
Di berbagai benua dan sistem politik, pemerintah sedang membentuk batas-batas kecerdasan buatan untuk memastikan alat-alat canggih ini memperkuat — bukan menantang — nilai-nilai nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: india today