Isuzu mu-X: SUV Diesel Gagah yang Tak Mampu Menyaingi Fortuner dan Pajero di Indonesia

Isuzu pertama kali memperkenalkan mu-X di Indonesia pada 2014.--youtube fuse box moto

Mesin ini justru lebih kecil dari generasi sebelumnya, tetapi sanggup menghasilkan tenaga 150 PS dan torsi 350 Nm. Fitur off-road seperti Rough Terrain Mode juga disematkan untuk meningkatkan kemampuan jelajah.

Meski secara teknis lebih bertenaga, penjualan mu-X tetap tak mampu menembus ribuan unit per tahun.

Data Penjualan yang Tertinggal Jauh

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), rata-rata penjualan Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport berada di angka 19.000–20.000 unit per tahun pada periode 2015–2022.

Sebaliknya, Isuzu mu-X hanya mencatat rata-rata sekitar 267 unit per tahun.

BACA JUGA:Seorang Remaja Diamankan Bawa Pisau di Tengah Aksi Mahasiswa di DPRD Sumsel

BACA JUGA:Ribuan Mahasiswa di Sumsel Gelar Aksi 1 September, Polisi Siapkan Rekayasa Lalu Lintas di Dua Titik

Penjualan tertinggi terjadi pada 2015 dengan 1.267 unit. Namun setelah itu tren menurun tajam: 608 unit (2016), 750 unit (2017), 544 unit (2018), hingga 527 unit (2019).

Kehadiran Isuzu mu-X berbasis pick-up D-Max ini digadang-gadang bakal membangkitkan citra Isuzu --youtube fuse box moto

Situasi semakin memburuk saat pandemi, di mana 2020 hanya terjual 108 unit dan 2021 hanya 61 unit. Meski sempat naik ke 275 unit pada 2022, angkanya tetap sangat kecil.

Penyebab Gagalnya Isuzu mu-X

Ada sejumlah faktor yang membuat mu-X gagal menyaingi Fortuner dan Pajero Sport.

Pertama, masalah branding. Isuzu di Indonesia lebih dikenal sebagai produsen kendaraan niaga dan truk, sementara citra kendaraan penumpangnya melekat pada Panther. Akibatnya, mu-X tidak dipandang sebagai simbol prestise oleh konsumen menengah.

BACA JUGA:Ribuan Aparat Disiagakan, Demo Mahasiswa 1 September di DPRD Sumsel Siap Dikawal

Sumber: berbagai sumber