ChatGPT 4o Perlu Diwaspadai Menyangkut Keterikatan Emosi dan Kerahasiaan Pengguna

BACA JUGA:Redmi Note Ngedikte Tren Desain? Idenya Dipakai Brand Lain Juga, Lho!

Daya tariknya memang jelas. Berbeda dari terapis, bot ini tidak memungut biaya per jam, merespons seketika, dan tampak tak pernah kehilangan kesabaran.

Namun, penggunaan AI yang semakin intim seperti ini mulai membuat khawatir bahkan bagi mereka yang berada di pucuk pimpinan pengembangannya.

Sam Altman mencoba mengarahkan pengguna untuk menjauh

 Terutama kalangan muda, mereka memanfaatkannya sebagai terapis atau pelatih hidup—menuangkan masalah hubungan dan bertanya, ‘Apa yang sebaiknya saya lakukan?’ 

Mrnjadi masalah Ketika obrolan terapi dengan chat GPT Ketika curhat menanyakan penyakit dan lainnya, tidak terlindung secara hukum. Berbeda dengan konsultasi dokter atau pengacara dimana pasien dilindungi kerahasiaannya secara hukum.

BACA JUGA:Penampakan Yamaha XMAX 2025 Tipe Luxury Red di Jalanan

BACA JUGA:Dokter RSUD Sekayu Laporkan Keluarga Pasien Usai Diduga Diintimidasi, Sekda Muba Turun Tangan

Dan kami belum menemukan cara untuk itu jika Anda berbicara dengan ChatGPT,” aku Altman.

Ia menambahkan, obrolan yang dihapus pun mungkin masih dapat diambil kembali untuk alasan hukum atau keamanan.

Privasi bukan satu-satunya kekhawatiran.

Studi terbaru dari Universitas Stanford menemukan bahwa chatbot AI “terapis” belum siap menangani tanggung jawab kesehatan mental, sering kali justru memperkuat stigma berbahaya atau memberikan respons yang tidak tepat.

Dalam pengujian, bot mendorong delusi, gagal mengenali krisis, dan menunjukkan bias terhadap kondisi seperti skizofrenia dan ketergantungan alkohol, jauh dari praktik klinis terbaik.

BACA JUGA:Cara Memindahkan Data ke Redmi Note Baru: Panduan Lengkap dan Mudah

BACA JUGA:8 Strategi Jitu Xiaomi Menguasai Pasar Indonesia Lewat Seri Redmi Note

Sumber: indian today.com