Mobil Jepang Tetap Jadi Pilihan Utama Konsumen Indonesia, Meski Minim Fitur

Dominasi kala itu dipegang oleh merek-merek Jepang seperti Toyota, Honda, dan beberapa lainnya.--youtube@fusebox
BACA JUGA:Kue 8 Jam Palembang Versi Sehat, Camilan Tradisional yang Lebih Bernutrisi
Namun, daya tarik utama mobil Jepang bukan sekadar fiturnya, melainkan pada reputasi reliabilitas.
Sejak era 1980-an, pabrikan Jepang membangun citra sebagai produsen kendaraan yang tahan banting, irit bahan bakar, dan mudah perawatan.
Sistem kelistrikan mobil Jepang dikenal sederhana sehingga jarang mengalami kerusakan serius, berbeda dengan mobil Eropa atau Amerika yang lebih kompleks.
Kesederhanaan konstruksi ini sejalan dengan filosofi produksi Jepang yang dikenal sebagai Kaizen, yaitu perbaikan berkelanjutan pada aspek yang benar-benar dibutuhkan konsumen massal, bukan sekadar menambah fitur untuk efek “wow”.
ini membuat mobil Jepang jarang mengadopsi teknologi baru sebelum benar-benar teruji keandalannya.
BACA JUGA:Kue 8 Jam Palembang Versi Sehat, Camilan Tradisional yang Lebih Bernutrisi
BACA JUGA:Terlalu Mirip iPhone 17, Infinix Smart 10 Plus Bikin Heboh dengan Harga Sejutaan
Contohnya, pabrikan Jepang cenderung bertahan menggunakan transmisi otomatis konvensional (AT) ketika produsen lain beralih ke Continuously Variable Transmission (CVT), demi menjaga kualitas dan daya tahan.
Teknologi keselamatan seperti ADAS juga diimplementasikan secara hati-hati, tanpa klaim berlebihan seperti otonomi Level 3 yang belum terbukti.
Selain keandalan, nilai jual kembali menjadi alasan kuat mengapa konsumen tetap setia pada mobil Jepang.
Harga mobil bekas Jepang relatif stabil dibandingkan mobil Tiongkok atau Eropa yang cenderung anjlok.
Bahkan, merek seperti Nissan yang penjualannya menurun di Indonesia masih menawarkan harga bekas lebih baik dibanding mobil Tiongkok keluaran terbaru.
BACA JUGA:Mengulik Fakta: Apakah Redmi Note 5G Mendukung Fast Charging 67W?
BACA JUGA:PLN Hadirkan Diskon Tambah Daya 50% Sambut HUT ke-80 RI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber