Transmisi CVT pada Mobil Modern: Solusi atau Masalah Baru?

Transmisi CVT makin populer di mobil modern--foto: youtube@fuse box
Supaya CVT lebih awet, ada kebiasaan yang perlu diperhatikan. Contohnya saat parkir: dari posisi D harus pindah ke N, tarik rem tangan, baru kemudian ke P. Hal ini mencegah transmisi terkunci oleh beban mobil.
Di lampu merah, jika berhenti lama lebih baik pindah ke N agar komponen tidak tertekan terus-menerus. Perawatan rutin lainnya adalah mengganti oli transmisi setiap 20.000–30.000 km meskipun warna oli belum berubah.
masalah umum pada mobil dengan transmisi CVT--foto: youtube@fuse box
Ketika CVT rusak, ongkos perbaikannya pun tidak murah. Karena mekanismenya saling berkaitan, sering kali kerusakan salah satu bagian membuat satu unit transmisi harus diganti utuh.
Biayanya bisa belasan hingga puluhan juta rupiah. Jika diperbandingkan, harga baru transmisi AT malah terkadang lebih mahal karena dimensinya lebih besar dan konstruksinya lebih rumit.
Pada akhirnya, CVT memang bukan teknologi buruk. Ini adalah inovasi besar yang membuat mobil lebih irit dan nyaman untuk penggunaan di perkotaan.
Namun, bagi yang tinggal di daerah pegunungan atau sering membawa muatan berat, CVT bisa menjadi masalah baru karena lebih cepat aus.
Karena itu, sebelum memilih mobil bertransmisi CVT, pastikan Anda mempertimbangkan kondisi pemakaian sehari-hari dan kesiapan merawatnya. Teknologi ini tepat untuk kebutuhan tertentu, tetapi tidak cocok bagi semua orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber