Gulo Palu Palembang Bukan Sekedar Gulali Biasa

Gulo Palu Palembang Bukan Sekedar Gulali Biasa

Bagi sebagian masyarakat Palembang Gulo Palu bukan sekedar gulali yang mengasyikan tetapi sebuah kenangan--ig@lp3i palembang

Awalnya lunak dan lengket, lama kelamaan akan mengeras dan berubah warna menjadi cokelat muda.

Proses ini bukan hanya membutuhkan tenaga, tapi juga kesabaran dan keahlian.

Jika terlalu cepat atau terlalu kuat dalam menguli, adonan bisa jatuh atau patah.


Gulo Palu dijajakan di pasar tradisional maupun di depan sekolah oleh pedagang kaki lima.--ig@agustinesumanti

Jika dilakukan dengan sabar, adonan gula ini akan menjadi padat, tidak lengket di tangan, dan siap dibentuk serta dibungkus dengan kertas.

Keunikan lainnya, Gulo Palu bisa dinikmati dalam dua tekstur yang berbeda.

Yang menyukai rasa manis legit dan sangat kenyal bisa menikmati Gulo Palu saat masih lembek.

BACA JUGA:Duel Sengit di Semifinal: PSG dan Real Madrid Berebut Tiket Final

BACA JUGA:Mantan Walikota Palembang Harnojoyo Tersangka Baru Proyek Pembangunan Pasar Cinde

Banyak orang justru lebih menyukai versi yang sudah mengeras karena lebih renyah, tidak lengket di gigi, dan rasa gulanya terasa lebih kaya.

Rasa Gulo Palu sangat khas, manisnya berasal dari gula merah asli, yang ketika dimasak akan mengeluarkan aroma karamel yang harum.

Tak ada tambahan pewarna atau perasa buatan dalam camilan ini, sehingga rasanya sangat otentik.

Wangi gula yang meleleh di atas api pun sudah cukup membangkitkan selera.

Permen ini biasanya dibentuk memanjang atau bulat kecil, kemudian dibungkus rapi dalam kertas putih atau plastik bening.

Ketika digigit, ada sensasi patah renyah yang disusul dengan rasa manis khas gula merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber