Perang Harga Mobil Listrik dari China, Sinyal Krisis Industri EV?

Perang Harga Mobil Listrik dari China, Sinyal Krisis Industri EV?

Industri otomotif global saat ini tengah diguncang oleh gebrakan besar dari produsen mobil listrik asal Tiongkok.--youtube@fusebox

Dengan produksi lokal dan kontrol atas komponen penting seperti baterai, BYD punya peluang besar untuk terus menurunkan harga jualnya di Indonesia.

Selain itu, regulasi di Indonesia tidak menetapkan batas harga minimum penjualan kendaraan, selama tidak melanggar aturan lain seperti antidumping, perpajakan, atau TKDN.

Artinya, selama BYD tetap patuh terhadap regulasi, mereka bebas menetapkan harga jual yang sangat kompetitif, bahkan jauh di bawah harga rata-rata pasar.

BACA JUGA:Mobil Terbalik, Jaringan Narkoba Ogan Ilir Terungkap

BACA JUGA:Tecno 7 Ultra, Tablet Terjangkau yang Kalahkan Daya Tarik Tablet Bekas

Meski saat ini efek perang harga di Cina belum terasa langsung di Indonesia—harga BYD Seal di Indonesia masih di kisaran Rp600 juta—potensi masuknya diskon besar-besaran tetap ada. 

Lalu, kapan Indonesia akan merasakan dampaknya? Itu tergantung dari berapa lama perang harga di Cina berlangsung.

Jika situasi di sana terus memanas, tidak tertutup kemungkinan efeknya akan merembet ke negara lain, termasuk Indonesia.

Dengan kondisi pasar kendaraan listrik Indonesia yang belum mencapai 10% dari total pengguna kendaraan bermotor, negara ini dipandang sebagai pasar subur bagi produsen Cina.

Apabila diskon masif benar-benar terjadi di sini—misalnya BYD Seal dijual seharga Rp300 jutaan, BYD M6 Rp200 jutaan, atau Wuling Bingo hanya Rp100 jutaan—maka bisa dipastikan pasar mobil konvensional akan tergeser dan adopsi EV akan melonjak tajam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber