AS Blokir Teknologi Otomotif China Demi Keamanan Nasional
AS Blokir Teknologi Otomotif China Demi Keamanan Nasional--ilustrasi pribadi
Dalam upaya mencegah risiko tersebut, Kementerian Perdagangan AS mengeluarkan regulasi yang melarang perangkat lunak dari China dan Rusia untuk digunakan dalam kendaraan baru mulai tahun 2027.
Sementara itu, perangkat keras seperti komponen selular dan kamera buatan China akan dilarang mulai tahun 2030.
Peraturan ini diharapkan mampu membatasi akses pihak asing terhadap data yang dikumpulkan oleh kendaraan-kendaraan modern.
BACA JUGA:Tawaf Sunah Umrah dengan Citilink, 360 Jemaah Penuhi Tanah Suci dengan Haru dan Doa
BACA JUGA:Serapan Gabah Petani Ditargetkan Mencapai 10.000 Ton
Larangan ini juga mencakup penghentian uji coba mobil otonom buatan China di wilayah AS.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk melindungi pasar domestik dan memastikan teknologi yang digunakan di jalan-jalan Amerika tetap aman dari pengaruh asing.
Larangan ini mencakup perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan dalam kendaraan, --ilustrasi pribadi
Meski demikian, kebijakan ini tidak lepas dari kritik. Beberapa pihak menganggap langkah ini dapat menjadi bumerang bagi AS, terutama bagi perusahaan otomotif lokal yang selama ini memanfaatkan komponen murah dari China.
Beberapa perusahaan otomotif ternama, seperti Ford dan General Motors (GM), memiliki hubungan erat dengan rantai pasok China yang menawarkan komponen berkualitas dengan harga lebih rendah.
BACA JUGA:Hadapi PSMS Medan dalam Laga Perdana Play Off Degradasi, SFC Hanya Bawa 16 Pemain
BACA JUGA:Ekspor Kopi Sumsel Meningkat, Tantangan Infrastruktur Masih Jadi Penghambat
Dengan adanya larangan ini, perusahaan-perusahaan tersebut mungkin akan menghadapi kenaikan biaya produksi yang signifikan.
Hal ini berpotensi melemahkan daya saing mereka di pasar global, terutama saat persaingan di industri otomotif semakin ketat.
Di sisi lain, produsen otomotif China terus berkembang pesat dengan memanfaatkan keunggulan dalam produksi lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber