Masa Depan Transportasi, Bagaimana Teknologi Self-Driving Mengubah Jalan Raya?
Pria anonim bepergian dengan mobil di hari yang cerah-freepik-freepik
Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), lebih dari 90% kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh kesalahan manusia.
Kendaraan otonom berpotensi mengurangi angka tersebut secara signifikan dengan mengeliminasi faktor manusia.
Namun, kehadiran teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran baru. Salah satunya adalah kemampuan kendaraan menangani situasi darurat yang kompleks.
Misalnya, bagaimana kendaraan memutuskan langkah terbaik ketika kecelakaan tidak dapat dihindari?
Selain itu, risiko serangan siber menjadi tantangan serius, mengingat kendaraan terhubung ke jaringan internet yang rentan terhadap peretasan.
Layar navigasi mobil pintar dengan speedometer-freepik-freepik
Tantangan Adopsi Teknologi
Selain keamanan, tantangan utama adopsi teknologi self-driving meliputi:
1. Regulasi: Kebanyakan aturan lalu lintas saat ini belum mengakomodasi keberadaan kendaraan otonom. Dibutuhkan regulasi baru untuk pengujian, sertifikasi, dan operasional kendaraan ini.
2. Infrastruktur: Teknologi ini memerlukan jalan dengan marka jelas, sinyal lalu lintas yang dapat dibaca sensor, serta jaringan komunikasi yang andal, termasuk teknologi vehicle-to-everything (V2X).
3. Dampak sosial-ekonomi: Kehadiran kendaraan otonom dapat mengurangi pekerjaan di sektor transportasi, seperti sopir truk dan taksi, sehingga diperlukan strategi mitigasi dampak sosial.
4. Isu etika: Pengambilan keputusan kendaraan otonom dalam situasi krisis, seperti memilih antara risiko cedera penumpang atau pejalan kaki, masih menjadi perdebatan moral.
BACA JUGA:Apel Pembukaan Posko Nataru di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
BACA JUGA: 15 Daerah di Sumsel Berjaya! Ini Penghargaan Bergengsi Peduli HAM yang Diraih
Masa Depan Kendaraan Self-Driving
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: