Kerajinan Angkinan Sulam Benang Emas Tetap Dilestarikan di Palembang

Kerajinan Angkinan Sulam Benang Emas Tetap Dilestarikan di Palembang

Di Kampung Angkinan Sunan, Jalan Mayor Zein, Kelurahan Sungai Lais, Kecamatan Kalidoni, terdapat sekelompok perajin yang masih menjaga tradisi pembuatan kain angkinan.-Foto/Luthfi-PALTV

"Penjualan kain angkinan sebelumnya hanya dilakukan di pasar tradisional, seperti Pasar 16 dan Komplek Ilir Barat Permai.

Namun, dengan adanya media sosial, kini kami juga memasarkan produk ini secara daring," imbuh Ayu.


Ketua Kelompok Angkinan Sunan, Ayu-Foto/Luthfi-PALTV

Untuk harganya, satu set sarung bantal kursi dibanderol Rp 750 ribu, sementara souvenir dihargai Rp 200 ribu. Sedangkan, satu set pakaian pengantin mencapai Rp 17 juta.

"Pembuatan sarung bantal biasanya memakan waktu hingga dua minggu. Produk seperti sarung bantal

dan taplak meja menjadi yang paling laris, bahkan telah dikirim hingga ke Malaysia. Untuk pasar domestik, produk ini sudah menjangkau Jakarta dan Yogyakarta," katanya.

Sebagai generasi keempat, Ayu berharap kain angkinan dapat terus dilestarikan sehingga generasi mendatang tetap mengenal warisan budaya ini.

Meskipun bersaing dengan kain-kain modern yang minimalis, Ayu bersama kelompoknya bertekad menjaga eksistensi kain khas Palembang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: