Australia Berpotensi Jadi Sasaran Dumping Mobil Listrik China
Australia Berpotensi Jadi Sasaran Dumping Mobil Listrik China--ilustrasi pribadi
PALTV.CO.ID - Australia menghadapi ancaman serius menjadi tempat pembuangan mobil listrik buatan China yang tidak diinginkan oleh negara lain, terutama jika tidak mengambil langkah tegas terkait kebijakan tarif impor kendaraan listrik (EV).
Kepala Eksekutif Mitsubishi Motors Australia, Shaun Westcott, memperingatkan bahwa negara Australia berpotensi menjadi sasaran dumping mobil listrik murah asal China.
Jika tidak segera mempertimbangkan penerapan tarif yang lebih tinggi, serupa dengan langkah yang diambil Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Peringatan ini muncul di tengah semakin ketatnya kebijakan impor kendaraan listrik di berbagai negara. AS telah menaikkan tarif kendaraan listrik buatan China menjadi 100 persen sejak Mei tahun ini.
BACA JUGA:Santa Fe Baru Bikin CR-V Kalah Telak: Lebih Ganteng, Lebih Irit, dan Lebih Mewah!
Sebagai respons terhadap apa yang disebutnya sebagai "praktik perdagangan yang tidak adil" dan ekspor mobil murah buatan China.
Di sisi lain, negara-negara anggota Uni Eropa juga telah mengesahkan kenaikan tarif impor kendaraan listrik China dari 10 persen menjadi 45 persen untuk lima tahun ke depan.
Langkah-langkah protektif ini dilakukan sebagai upaya melindungi industri otomotif domestik dari serbuan mobil listrik murah yang diproduksi di China.
Shaun Westcott memperkirakan bahwa dengan kebijakan-kebijakan protektif ini, negara-negara yang tidak mengambil langkah serupa akan menjadi sasaran dumping mobil-mobil yang tidak lagi dapat masuk ke pasar AS dan Eropa.
BACA JUGA:Seperti Atlantis, Negeri Silop Cerita Rakyat Kayuagung Melegenda Sejak Abad 15
BACA JUGA:Yudha Pratomo Mahyuddin Tawarkan Era Baru saat Debat Publik Pertama Pilkada Palembang 2024
Menurut Westcott, pasar kendaraan listrik akan menjadi sangat padat dalam beberapa tahun mendatang karena banyaknya produsen yang menawarkan produk serupa.
Tanpa hambatan impor yang signifikan, negara-negara seperti Australia berisiko menerima mobil-mobil dengan kualitas yang lebih rendah atau dengan harga yang didiskon secara besar-besaran oleh produsen dari luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber