Menimbang Pro dan Kontra Insentif Mobil Hybrid: Perspektif Pengamat Otomotif

Menimbang Pro dan Kontra Insentif Mobil Hybrid: Perspektif Pengamat Otomotif

Menimbang Pro dan Kontra Insentif Mobil Hybrid: Perspektif Pengamat Otomotif--ig.com/@sumber_mobil 123

PALTV.CO.ID,-  Pemberian insentif untuk mobil hybrid dipandang bisa menambah beban fiskal, terutama jika penjualan mobil tersebut sudah meningkat secara signifikan.

Menurut pengamat otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu, pemberian insentif mobil hybrid harus dipertimbangkan secara cermat.

Dengan memperhatikan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar otomotif yang saat ini mengalami perlambatan.

Yannes menjelaskan bahwa pemerintah saat ini lebih memprioritaskan pengembangan mobil listrik murni atau *battery electric vehicle* (BEV).

 Oleh karena itu, pemberian insentif untuk mobil hybrid dipandang bisa menambah beban fiskal, terutama jika penjualan mobil tersebut sudah meningkat secara signifikan.

BACA JUGA:Judul: inZOI: Simulasi Kehidupan yang Ambisius dari Krafton, Menawarkan Kebebasan Tak Terbatas!

BACA JUGA:Sape: Alat Musik Tradisional Kalimantan yang Sarat Makna

Namun, Yannes juga menyoroti potensi risiko jika penjualan mobil hybrid turun drastis. Hal ini, menurutnya, bisa berdampak pada industri komponen dalam negeri yang saat ini sudah berada di bawah tekanan operasional.

“Bahaya serius jika penjualan mobil hybrid turun karena bisa melemahkan daya hidup industri komponen lokal,” kata Yannes dalam wawancara yang dikutip pada Kamis (3/10/2024).

Menurut Yannes, mobil hybrid sebenarnya merupakan teknologi peralihan menuju mobil listrik sepenuhnya dan memiliki segmen pasar yang berbeda dengan pembeli mobil listrik murni.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa penerapan pajak karbon mungkin bisa menjadi solusi yang adil bagi seluruh ekosistem industri otomotif, baik untuk kendaraan berbahan bakar konvensional (*internal combustion engine* atau ICE), mobil hybrid (*hybrid electric vehicle* atau HEV), maupun BEV. 

BACA JUGA:Chenco Gyeltshen, Striker Haus Gol Milik SFC Asal Bhutan

BACA JUGA:Menyibak Tabir Aksara Kuno: Teknologi Bertemu Tradisi

“Pemerintah sebaiknya melakukan kajian lebih mendalam mengenai hal ini agar bisa mengambil keputusan yang tidak melemahkan industri otomotif lokal, tetapi tetap mendukung program utama menuju penggunaan BEV,” tegas Yannes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber