Cerorot: Jajanan Manis Khas Lombok yang Menggoda
Cerorot: Jajanan Manis Khas Lombok yang Menggoda-- [email protected]
Kegiatan memasak Cerorot di kalangan suku Sasak masih mempertahankan cara tradisional.
Banyak yang masih menggunakan tungku dari tanah liat, atau jangkih, untuk memasak. Proses ini melibatkan kayu bakar kering yang dibakar, menghasilkan aroma yang khas dan menggugah selera.
BACA JUGA:SMA Negeri 2 Palembang Melaju ke Semifinal 3x3 Basketball Piala Pangdam II Sriwijaya
BACA JUGA:AION Unjuk Teknologi di GIIAS Bandung 2024: Membawa Inovasi Kendaraan Listrik
Biasanya, waktu yang dibutuhkan untuk memasak Cerorot sekitar 30 menit, di mana kehangatan api akan mengubah adonan menjadi kudapan yang lezat.
Cerorot bukan sekadar makanan, tetapi juga sarat makna. Dalam tradisi pernikahan suku Sasak, Cerorot disajikan sebagai salah satu hidangan penting.
Warna cokelat sawo matang yang dihasilkan dari gula merah melambangkan pengantin pria, sementara bentuk lonjongnya yang mengerucut memiliki makna simbolis mengenai kesuburan.
Dengan demikian, Cerorot bukan hanya makanan, tetapi juga ungkapan harapan bagi kehidupan baru pasangan pengantin.
BACA JUGA:Tips Teknologi: Cara Memeriksa Apakah iPhone Baru Anda Asli atau Palsu
BACA JUGA:AION Unjuk Teknologi di GIIAS Bandung 2024: Membawa Inovasi Kendaraan Listrik
Setiap gigitannya mengandung doa dan harapan untuk kehidupan rumah tangga yang sejahtera.
Dalam pandangan suku Sasak, kehadiran Cerorot dalam perayaan pernikahan menjadi pengingat akan pentingnya ikatan antara dua keluarga.
Melalui kudapan ini, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis dan berkelanjutan, diiringi dengan banyak keberkahan.
Kini, Cerorot semakin mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional di Lombok. Banyak penjual yang menawarkan kudapan ini sebagai oleh-oleh bagi para wisatawan.
BACA JUGA:Coba Masak Andong Jjimdak Ayam Kecap Dirumah, Mudah Lho Tak Sesusah Bacaa Ejaan Namanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber